Pada Suatu Subuh yan Mencekam Dalam Tidurku
I Have a Nightmare
Aku menatap sekelilingku semuanya kering dan gersang. Aku tidak tahu
aku sedang berada dimana, yang aku tahu aku sedang berada di tebing yang tinngi
meregang nyawa.
Aku berjuang mati-matian mencari celah diantara tanah liat untuk
tangannku bergantungan, tinggal sedikit lagi... yaaa, tinggal sedikit lagi aku
sudah bisa menggapai puncak tebing itu. Yang kubutuhkan adalah pegangan yang
kuat agar aku bisa mengayunkan kaki mencapai puncak.
Aku berusaha meraih batang tumbuhan di sampingku, baru aku menariknya perlahan
dia sudah tercabut, aku tidak putus asa aku mencari batang rumput lainny. Tapi
tercabut juga demikian setrusnya dan seterusnya. Aku tidak tahu rumput apa
namanya itu? Mungkin ilalang, tapi bukan.... entahlah,.. daunnya mirip ilalang.
Akarnya serabut. Tiap kali aku mecoba
menjadikannya tumpuan untukku berhasil mendaki tebing itu langsung tercabut
hinngga ke akarnya. Aku juga tak mengerti mengapa tempat itu begitu tandus
seperti tidak bersentuhan air selama ratusan tahun. Kaki ku memijak dengan
kokoh dalam sebuah lobang, tanganku tak lagi berhasil mencari bantuan yang bisa
menobang tubuhku. Kini aku tak jua meyerah, aku tidak merasa haus, belum juga
merasakan letih yang berlebihan. Aku bisa merasakan peluh menetes di
punggunggu. Tapi rasanya semangat ku belum surut...
Aku melihat ke bawah... di bawah ada semacam jalan setapak, mungkin aku
bisa turun kmelewati jalan itu. Perjalannannya mungkin akan semakin jauh tapi
lebih mudah. Tapi entah kenapa aku sangat keras kepala kali ini rasanya aku
tidak siap jika aku harus kembali ke bawah lalu menyusuri jalan kecil
perlahan-lahan menanjak hinnga akhirnya sampai di puncak sementara posisinya
sekarang aku sudah nyaris mencapai puncak, look! Tanganku bahkan sudah bisa
mencapai puncak walau badan ku masih bergalayut dibawah, aku hanya butuh
pegangan yang kokoh, mengayunkan sedikit kaki ku. Maka aku sudah bisa di
puncak... ohh Tuhan, tiba-tiba semuanya merapuh, tahan liat ini perlahan-lahan
mulai longsor, tiap kali aku kakiku mencari pijakan. Tanahnya longsor
bergulunggulung jatuh kebawah, aku makin panik tanganku mencari ilalang yang
kuat untuk bisa ku pegang. Pleaseee God.... Pleaseee..... tinggal sedikit lagi,
rasanya aku ingin menagis. Tuhan... kumohon kali ini bertindak lah untukku. Aku
kalap tanah itu makin longsor dengan cepat, rasanya aku tidak tahu harus apa
lagi. Aku berpegangan sekuat yang aku bisa, aku mencari lobang yang bisa
menggantung tanganku, tapi itu tidak bisa lama... tanah itu akan menjadi gembur dan pecah. Aku berteriak....
Tuhan.... kumohon kali ini kumohon selamatkan aku, selamatkan nyawaku. Alam
gersang dan kering itu rasanya ingin membunuhku, sepertinya dia penuh amarah
yang ingin dimuntahkannya padaku. Aku panik, aku cemas aku hanya bisa menagis,
aku menatap alam tandus itu, tanah gersang dengan tanaman kering. Daunnya
menguning tidak ada kehidupan, tidak ada suara air yang menyejukkan telinga,
tidak ada suara burung. Semua seperti ruang hampa, hannya aku yang berdiri
diatas tebing tinggi meyerahkan nyawa dengan pasrah pada tanah kering yang
marah itu.... aku menemukan pijakan, aku menumuakan pijakan, sambil aku
merapatkan tubuh ketebing itu. Tangganku menggapai atasanya aku hanya bisa
menggapai bagian atasnya, tapi tidak benar-benar berada di atas. Aku tidak tahu
harus berbuat apa lagi, Tapi aku tidak (belum) frustasi... aku hanya sedikit
marah.... iya aku marah. Tuhan pleaseeeee..... pleaseee... I need You....
Tiba-tiba aku terbangun masih di kamarku, masih dengan sprei merah.
Masih dengan baju tidur totol putih. Dengan keringat yang mengucur dan AC kamar
masih di angka 18C, aku gemetaran... sangat gemetaran.
Pekanbaru, 17 January 2015
Pada suatu subuh yang hening dan mencekam...
I pray... God, Help me... I need You. My hope is You.... God, whatever
my plan please measure for me... I dont want fall. I dont! Help me to climb
mount. Amen.
Only Hope – Mandy Moore
There’s a song that inside of my soul
It’s the one that I’ve tried to write over and over again
I’m awake in the infinite cold, but you sing to me over
And over and over again
It’s the one that I’ve tried to write over and over again
I’m awake in the infinite cold, but you sing to me over
And over and over again
So I lay my head back down
And I lift my hands and pray to be only yours
I pray to be only yours
I know now you’re my only hope
And I lift my hands and pray to be only yours
I pray to be only yours
I know now you’re my only hope
Sing to me the song of the stars
Of your galaxy dancing and laughing and laughing again
When it feels like my dreams are
So far, sing to me of the plans that you have for me over again
Of your galaxy dancing and laughing and laughing again
When it feels like my dreams are
So far, sing to me of the plans that you have for me over again
So I lay my head back down
And I lift my hands and pray to be only yours
I pray to be only yours
I know now you’re my only hope
And I lift my hands and pray to be only yours
I pray to be only yours
I know now you’re my only hope
I give you my destiny, I’m giving you
all of me
I want your symphony
Singing in all that I am at the top of my lungs
I’m giving it back
I want your symphony
Singing in all that I am at the top of my lungs
I’m giving it back
So I lay my head back down
And I lift my hands and pray to be only yours
I pray to be only yours
I know now you’re my only hope.
And I lift my hands and pray to be only yours
I pray to be only yours
I know now you’re my only hope.
* I love this song so much, and this song is my power when I feel desperate, when I'm tired with drama on life I just want
So I lay my head back down
And I lift my hands and pray to be only yours"
So I lay my head back down
And I lift my hands and pray to be only yours"
Komentar
Posting Komentar