Supernova dan Pusuk Buhit

Jadi sudah hampir setahun yang lalu, aku pernah naik ke gunung “pusuk buhit” kejadiannya setahun yang lalu tapi baru sempat nulis sekarang, tiba-tiba aku berasa sok Sibuk banget!.

Jadi sebelum para readers yang mencaci aku mengenai pakaian yang gak banget buat ke gunung, sama seperti para mereka yang nge-liat foto-foto pendakian pusuk buhit, terus mencibir tentang style saya. Dulu sih aku sering ber-alibi bahwa dimanapun kita perlu memperhatikan nilai estetika, *Tsahhh.

Nah, setelah melihat pakaian saya dari atas-sampai bawah, para readers mau mencibir juga? Gak apah aku mah udah biasa!.

Aku bukan anak alay, yang pengen kekinian terus main ke gunung buat selpi. HELL NO!. Perjalanan kami memang tujuannya ke samosir, saya pikir waktu itu mau nge-pantai atau shoping-shoping cantik di pinggir danau toba. Pendakian ini juga tergolong mendadak dan tanpa persiapan, tapi karena pusuk buhit bukan gunung dengan tingkat kesulitan tertentu, maka sepatu/atau sandal biasa juga nyaman di pakai, bukan pula gunung dengan cuaca ekstrem (dan konon katanya kalau sudah diniatkan untuk naik ke pusuk buhit, sekalipun awan pekat dan mendung menghadang akan cerah kalo niat kita baik. kalo niat naik gunungnya masih ragu-ragu,wahh bisa turun hujan tiba-tiba katanya. katanya sihh yaa). Apalagi kalo pendakian dimulai pagi hari rasanya sih tidak perlu persiapan khusus. Kecuali kalo berencana untuk bermalam di puncak itu sih kamu harus persiapan karena bisa dipastikan dingin yang menusuk-menusuk tulang (tulang secara harafiah loh, bukannya Tulang orang Batak :D ).

Kami melakukan pendakian ini tanggal 02 januari 2016, harusnya pada tanggal tersebut saya harus balik ke kota tempat saya bekerja, Tapi karena godaan teman-teman ke samosir dan selama 17 tahun tinggal di Tapanuli Utara tidak pernah mengunjungi samosir, pantai parbubu dan sekitarnya rasanya sih keterlaluan untuk mengaku sebagi boru “Batak”.

Ketika sampai di tele, perjalanan kami tiba-tiba berubah haluan, “naik ke pusuk buhit aja yukk”. Kata seorang teman. Didorong oleh rasa keingintahuan saya akibat baca novel SUPERNOVA “GELOMBANG” karya ibu suri DEE. Saya pun langsung bersemangat, saya melupakan pakaian saya yang gak banget buat ke gunung, mau ke mall bu?.
Sejak baca Novel GELOMBANG, keinginan saya untuk mengunjungi Pusuk Buhit memang sangat besar, padahal saya sudah pernah mendengar puluhan kali Cerita Raja Batak dari Bapak dan Oppung saya, kok setelah di tulis di novel saya malah se-penasaran ini sama gunung yang sangat terkenal mistis itu?. Kata alm “oppung” saya Pusuk Buhit adalah awal lahirnya raja batak (orang batak pertama) yang dipercaya turun dari langit. Lalu semakin kesini Pusuk Buhit menjadi semacam tempat penyembahan, mencari kekuatan spritual  dan bagi penduduk sekitar yang masih banyak  penganut Agama “parmalim” (Agnostik) Pusuk Buhit adalah gunung yang suci, Sakral dan keramat.

Bagi kalian pendaki Gunung pemula, Pusuk Buhit adalah Gunung yang layak kalian daki karena tingkat kesulitan yang tergolong mudah, dan bagi pecinta Gunung beneran Pusuk Buhit menawarkan pemandangan yang sangat indah di ketinggiannya.dan bagi kalian pecinta gunung karena pengen nangkring di instagram, wahh.... Pusuk buhit gak boleh dilewatkan. banyak sekali spot bagus gengs disana.

ini Pusuk Buhit dari tele, cam mana kau rasa, gagah kan??


Ini team nya waktu itu berdelapan, waktu awal-awal pendakian masih fresh, masih kuat selpi, masih bisa ketawa. masih semangat banget pokoknya, berasa mau cari harta karun di Pusuk Buhit. 


ini barisan pegunungannya readers!. Indah banget kan? sujud syukur kepada Sang Pencipta.


nah loh, berasa nge-pantai ini mah? kalo lapar jangan merumput yaa.. xoxoxo
Meski aku bilang Pusuk Buhit, memiliki tingakt kesulitan yang cuku mudah. tapi untuk sampai ke puncak bukan berarti tanpa perjuangan sulit, iya beneran!. Pusuk Buhit punya banyak Puncak palsu dan menipu (puncak-puncak kamuflase). jadi berasa di PHP-in gitu. jadi ketika kita lihat dari bawah puncaknya sudah dekat, kita semangat memacu dan memacu langkah, ehh. Ternyata puncaknya masih jauuuuuh, kita kira udah menjejak di puncak, ehh. masih belom dan belom lagi. masih 1/4 pendakian, Kakki udah capek banget, betis rasanya keras dan udah gak kuat jalan lagi, Nafas udah berat banget, ngos-ngosan. 
lebih nyesek di PHP in Pusuk buhit tau ketimbang di PHP in gebetan :D
 
Tapi  ini bukan tentang menaklukan Gunung, Alam semesta tidak perlu di taklukkan, ini tentang menaklukkan diri sendiri #Eaaaaa
But You Know what? Ketika kau udah sampai di puncak, rasa lelah mu terbayarkan, tidak hanya di 
bayar lunas tapi kau menang  besar. Ohh Tuhan, Sungguh Engkau Besar, Ciptaan Mu luar biasa. begitu yang saya rasakan, saya berasa dengan dengan pencipta. saya mengagumi karya ciptaanya yang luar biasa Indah, Foto di google tidak bisa mendeskripsikan apa yang mata saya saksikan secara langsung. sungguh! Tuhan menciptakan Danau Toba dan segala isinya ketia Ia sedang tersenyum'

Jika, Kau pernah mendengar tentang surga, kurasa itu benar. I see paradise..


itu tuh Danau Tobanya ngintip-ngintip, Amazing kaaaaaan!
Jauh sebelum aku baca novel “gelombang”  udah tahu,udah paham banget sebenarnya kalo Gunung ini adalah gunung yang sangat kuat dengan mistisnya karena para "datu" banyak mencari "ilmu" disini. dan kami mengalami sebuah tragedi cukup menggelikan jika diingat sekarangtapi cukup menegangkan saat itu. karena tragedi "lucu" tersebut kami tidak sempat mencicipi air dari "ambar" si Raja Batak yang konon katanya adalah "obat" dan menyegarkan. setelah meminum air itu katanya kita akan merasakan kelegaan yang luar biasa. bayangkan saja seperti Rusa yang rindu sungai, ahh seperti lagu saja Jadi setelah berada puncak, dan kami teriak-teriak setelah melihat "ambar" diatas gunung dan kuburan batu kami yakin itu adalah kuburan "si raja Batak" yang dimaksud. tapi kami kebingungan menuju jalan kesana, maka kami mencoba mencari perhatian orang yang berada di dekat kuburan tersebut untuk menunjukkan jalan, alih-alih diberitahu kami sudah teriak sekencang-kencangnya, rasanya mereka tidak mendengar atau pura-pura tidak mendengar atau terlalu "pantang" untuk teriak di puncak gunung ini. maka setelah berputar-putar, tersesat beberapakali. Fyi : jalan menuju kuburan tersebut ditutupi oleh rumput dan ilalang lebat  yang jauh  lebih tinggi dari orang dewasa jadi kami tersuruk-suruk sambil mengikuti jejak-jejak terdahulu, buntu mutar lagi-mutar lagi begitu seterusnya. setelah jalan yang seperti labirin itu menemui ujung, Nenro pun mengeluarkan HP dan mulai merekam ketika kamera diarahkan ke wajah saya. "Haaaaaaiiiiii" saya teriak cukup kencang.
Tiba-tibaaaa....
Seorang Pria, berbaju jubah, berkepala plontos menghardik kami, seorang Pria lain yang saya duga 
adalah “dukun sakti” dengan ikat kepala dan berambut panjang, hemat bicara (maaf persis seperti prof Snapenya Harry Potter) komat-kamit mengucapkan sesuatu.  lalu sebuah keluarga (ini hanya dugaan saya) suami isteri ini sepertinya sedang mengadakan ritual untuk putera nya yang saya taksir berusia 15 tahun. mereka membawa ayam kampung dan telurnya, jeruk purut daun sirih dan banyak lagi pernak-pernik perdukunan seperti biasanya.  aku tidak tahu apa yang persis mereka lakukan, kami tidak bertanya. Intinya kami dihardik, diusir dengan marah entah karena penyembahan mereka yang terganggu atau dewa-dewi Gunung ini marah karena ulah kami. setidaknya begitu tuduhan sang "datu". dengan ancaman yang tidak main-main katakannlah "ompu i" bisa bikin gila, hilang di gunung ini. Aku tak menduga kalau si Raja Batak gampang marah seperti ini. kalau kami ingin pulang dengan selamat maka kami harus memberikan "parsattabian" semacam sesajen atau sesembahan gitu kali yaa maksudnya. anggota team hening, pucat pasi, pengen nangis. saya pernah membaca atau bahkan menonton film-film tentang tempat-tempat yang dianggap angker/mistis, seandainya saya tidak terlalu bersemangat untuk mengatakan "haaaaaaiiii" ke kamera. mungkin kami gak bakalan saling menatap tajam dan cemas seperti ini. but I dont know why, saya gak takut saat itu, cemas sihh sedikit. cemasnya saya adalah saya bersama 7 orang teman saya yang kadar kekuatannya dalam mengimani sesuatu itu bermacam-macam. Bapak pernah bilang "kamu adalah apa yang kamu imani, Iman mu lah yang akan menyelamatkan mu". aku percaya bahwa Tuhanku adalah yang paling berkuasa diatas apa pun. tapi saya tidak tahu dengan teman yang lain. karena sedikit saja meragu saat itulah kita lemah. Lhaaa.... saya kok tiba-tiba berasa spiritual banget kala itu. :D saya mencoba berpikir jernih, mengandalkan google disaat seperti ini di puncak gunung dengan ketinggian ribuan kilometer bukan solusi. kami bertemu dengan penduduk lokal anak kecil dan Ibunya. mereka sangat tertutup sebenarnya, lalu saya menyenyumi (apeuhhh kalimatnya susah, memberikan senyum maksudnya), membuka dialog dengan basa-basi lalu bertanya apa yang dimaksud dengan "parsattabian".  Maka si Anak tersebut menjelaskan parsattabian yang dimaksud berupa daun sirih atau jeruk Purut,  lalu saya melanjutkan pertanyaan dimana saya mendapatkan itu? Dia menggeleng, ibunya menggeleng, yang lain semakin pasrah. kami berada di ketinggian ribuan Mdpl. I dont know how the way to get napuran. *purapuramati* saya hanya bisa berdoa. Terkadang kita baru memahami sesuatu itu sangat bermakna, setelah kita jauh, setelah kita berjarak. aku tak pernah menduga bahwa suatu hari aku akan sangat membutuhkan daun sirih "se-vital" ini. Aku paham daun sirih punya peranan dalam banyak hal, termasuk dalam kesehatan. tapi aku tak pernah menduga bahwa aku akan membutuhkannya seperti meradang nyawa di puncak gunung untuk sesuatu yang disebut "parsattabian". untuk sesuatu yang katanya hidup kami tergantung pada "daun sirih".
Kami terus menjalin obrolan dengan si Ibu tersebut, awalnya dia sangat tertutup. ternyata dia berasal  dari “siborong-borong” . aku lupa boru apa, saya rasa si Ibu tersebut adalah "datu" di lehernya ada melingkar kalung hitam, menurut beberapa sumber yang pernah aku baca kalung tersebut adalah milik suku parmalim yang memiliki kemampuan tertentu.
Seandainya si Ibu memiliki postur tubuh gemuk seperti yang digambarkan pada Supernova “PETIR”  aku ingin sekali memanggilnya Ibu Sati. Sayangnya ciri-ciri kurang mendukung. (apeuhhh kebawa cerita Supernova teruss)

Entah digerakkan oleh apa, si Ibu tersebut tiba-tiba membuka karung plastiknya mengambil se-jumput  daun sirih dan menyerahkannya kepada kami. (awalnya aku berpikir kenapa gak dari awal?  Yasudahlah yang pasti itu teka-teki besar tiba-tiba belio tergerak membantu kami setelah membuat kami berpusing-pusing terlebih dahulu). mungkin di negeri ini untuk mendapatkan sesuatu harus butuh usaha, harus di buat pusing dulu liat tuh birokrasi berbelit dan melilit padahal harusnya bisa dipotong lurus aturan mainnya. *mulai melantur lagi*.
  Si Ibu tersebut menyusun daun surih, dan mengajari salah seorang teman saya bernama “ullip” untuk martonggo (semacam berdoa) kepada Ompu Mulajadi nabolon. aku sudah lupa kalimatnya agak panjang soalnya. "ramba naposo dope hami naso umboto hata, unang Ho tarrimas ompu, paloas ma hami lewat sian iangananmon dohot denggan". tanyain dong teman batak lo artinya apa :Xp. 

akhirnya kami kembali ke tempat "Datu" tersebut, kami berbaris di kuburan sang "ompu". lalu, kami di uras (di uras itu teh, disiram pakai air jeruk perut dengan menggunakan daun hijau). kemudian disuruh minum cairan dari cawan putih yang euww bau banget. gak mengandung sianida atau zat APTX yang bisa mengecilkan tubuh sih yaa :D. katanya cairan ajaib super aneh itu akan menyelamatkan kami keluar dari gunung tersebut. 

fyi : saya bandel loh gak minum airnya, cuma acting doang cawannya di dekatin kemulut, di lama-lama-in pula pegang cawannya.  teman-teman yang minum airnya ngaku rasanya sungguh gak karu-karuan mungkin lebih rasnaya lebih beragan dari "Air Sipitu Dai". setelahnya saya hanya bisa tertawa sepuansya menertawakan kekonyolan mereka. si asisten dukun mengatakan bahwa hari itu kami sangat berungtung, setelah "Datu" memberangkatkan perjalanan kami dengan doa-doa dan menggunakan jurus-jurus (iyaa beneran pake jurus kayak di sinetron-sinetron laga-nya Indonesia). Katanya "Ompu i" sudah memaafkan kami dan mengizinkan kami melanjutkan perjalanan.
sungguh haibat, belio bisa berkomunikasi dengan roh yang sudah ratusan tahun meninggal.
Mungkin kalau saya tidak “ber-ulah” tidak akan ada kejadian menegangkan itu dan tidak akan ada bahan  untuk kami ketawai bersama sampai sekarang, bagaimana si ulip yang waktu itu “martonggo” 
bagaimana Ronier yang putus asa hampir menangis.

PS : kalo mengunjungi sebuah tempat berhati-hatilah, menghargai keyakinan yang berseberangan dengan kita itu perlu. jangan merasa kita paling suci karena mereka menyembah batu atau pohon. jangan jadi polisi moral kayak ditipi-tipi yang pakai jubah putih panjang tapi sesungguhnya mereka telanjang dari nilai-nilai kemanusiaan, toleransi dan kebhinekaan. menghargai dan belajar terhadap keyakinan orang lain itu bukan berarti kita membenarkan apa yang mereka yakini. keyakinan mereka benar menurut mereka dan keyakinan kita benar menurut kaca mata kita. as simple as that!. kalau orang belajar bahasa batak tidak lantas berubah jadi orang batak, bukan? sama dengan ketika kita mempelajari Agama/Keyakinan orang lain, tidak lantas kita menjadi bagian dari keyakinan mereka. dengan memahami sesuatu berdasarkan kacamata mereka yang berseberangan dengan kita menjauhkan kita dari penghakiman terhadap orang lain. 

Pusuk Buhit memiliki pesona magic yang luar bias, Misteri yang terkandung dan keindahan yang ditawarkan adalah dua hal yang membuat gunung ini mempesona luar biasa.
****
Ohh iya, mengunjungi Pusuk Buhit menawarkan wisata sejarah batak, ada "Aek Sipitu Dai" artinya air dengan tujuh macam rasa, mencicipi air ini dengan menggunakan tangan atau langsung menyorongkan mulut ke pancuran, sumber airnya. memiliki rasa berbeda, jadi kalau ingin tahu rasa original air ini, buka mulut-HAP!, TELAN DEHH langsung, kalau dimasukkan ke dalam botol juga rasanya akan berubah. mungkin itu sebabnya air ini tidak bisa di eksploitasi atau dijadikan bisnis, jadinya lestari dan terawat sepanjang masa.


ini Mual Sipitu Dai,   patung putri ini konon legendanya dipaksa menikah oleh orang tuanya lalu menangis hingga berhari-hari  karena tidak terima dijodohkan, karena sang putri tersebut sudah memiliki pilihan seortang pria yang dicintai. *aku sedikit Baper kalo baca tentang dijodoh-jodohkan begini*. (baca sejarah sipitu dai dong untuk kisah lengkapnya).
Rasa-rasanya juga saya ingin mengundang Sungu Lembu, toko fiktif di raden Mandasia Si Pencuri Daging Sapi yang lidahnya dikenal memiliki memori. aku penasaran berapa zat yang mampu dikenali lidah nya? hehehe.
yahh jadi, kalo mau ke samosir, selain bisa menikmati wisata gunung yang eksotis, Samosir menawarkan wisata yang kaya akan nilai Sosial-Budaya. mempelajari kehidupan sosial masyarakat setempat yang masih sangat kuat identitas "ke-batak-an-nya", sangat ramah dan yang pasti gak mata duitan kayak rangorang di kota, gak gampang disulut isu, gak gampang terprovokasi politik, toleransi tinggi, gak suka demonstarasi teriak-teriak dijalanan, gak urusin keyakinan orang juga *ehh.  masyarakat disana memang masih benar-benar menjaga warisan leluhur, dan saya sebenarnya sangat menghindari pemilihan kata "primitif" untuk keadaan mereka, karena melihat kondisi sekarang ini kita lebih primitif dibandingkan mereka. sadar gak?.  jangan karena hidup lo udah disentuh teghnologi lantas merasa memiliki kehidupan yang lebih ber-adab dari merek. mereka sangat mencintai alam dengan cara menjaga dan melestarikannya, mereka mengerti bahasa Alam, mereka hidup sederhana, hidup berdampingan dengan alam tanpa harus saling merusak. Kita yang tidak pernah menghargai Alam Semesta lah yang sebenarnya layak disebut Primitif
Kita akan menemuai situs-situs budaya batak secara lengkap disini, perkampungan masyarakat batak awal-awal, yang masih abadi lewat patung dan juga tugu. seperti si boru pareme, sipinggan dan banyak lagi tempat yang belum sempat kami kunjungi karena ada adegan kempes ban di puncak gunung. 
PS : kalo kesini dengan kendaraan pribadi, ceki-ceki dulu kondisi kendaraan, sekiranya kendaraannya udah ujur dimakan usia, pinjam kendaraan tetangga dulu deh kalo gak punya pacar mblo!. soalnya di atas gunung jangan berharap ada tukang tambal ban, dan kita mau ke gunung dengan medan yang sangat ekstrim. jalannnya benar-benar mengerikan, melewati batu-batu besar dan berlobang-lobang. kasian kalo bawa motor butut kesini bisa segera menemui ajal. kalo bawa kendaraan anyar kasian juga langsung butut pulang-pulang dari sini :'( :'(








ini aku pusing, karena poto sendiri muluu kapan poto berdua lel? wkwkkw

daaaaaan kamu juga menikmati danau cantik "pantai parbubu", bahkan aku sempat mengirim surat kepada Dewa Neptunus loh..



ini surat buat Dewa Neptunus, ngarep banget dapat jodoh cepat-cepat. ehh sampai tulisan ini diturunkan Dewa Neptunus masih menyimpan pangerannya.. duhhh miriss :(
with Bro, Abang paling "misterius" sejagat raya, 24 tahun punya abang dan baru kali ini kami punya waktu buat jalan-jalan bareng. ajaib kali memang.

yang ini sih poto-poto selpinya aku, aku memang narsis maaapp... simpan aja sih. barangkali kamu mau download-save terus dibuka-buka kalo kangen. iya kamu loh maksudnya. iya aku ikhlas kok,




Pokoknya barangkali kamu jomlo-jomlo karatan yang belum dicabut kutukan jomlonya, main kesini barangkali ketemu jodoh di gunung, atau sekalian atuhlah poto preweding.

Eummm... jadi kita kapan nanjak bareng kesini?
#KodeKeras

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENGAMBILAN SUMPAH, PELANTIKAN DAN UPACARA SERAH TERIMA JABATAN

ONE DAY TRIP IN SEMARANG

Analisis Slumdog Millionaire