Twitter to express not to impress.... ~~
Twitter to express not to impress.... ~~ * sebuah
Quotes yang aku baca entah oleh siapa dan dimana. Yang pasti aku Cuma copas.
Oke, setelah sekian lama tidak menulis, bukan
gara-gara gak ada bahan buat di tulis
lebih kepada gak punya waktu buat nulis tapi masih punya waktu buat update di
media sosial. Berarti sesungguhnya bukan gara-gara gak punya waktu tetapi
karena MALAS oke sekian!
Dan kenapa tiba-tiba jari aku gatel banget pengen
ngetik, karena aku punya cerita sedih, semacam patah hati. Bukan patah hati
terhebat sihh. Tapi yang namanya patah hati tetaplah menyedihkan... L cryng Loud.
Karena suka ada yang baper kalo baca sesuatu, maka
cerita ini dibuat semacam alegori. Ahelaaa... ribet banget.
Ceritanya ada sebuah
hubungan relationship yang kuat
antara sendok makan dan sendok garpu, entah namanya sahabat, soulmate, kawan
atau teman entahlah hanya mereka yang tahu. Sendok makan dan sendok garpu
adalah dua sendok asing yang bertemu di sebuah corporation yang sedang
berkembang, bersama-sama membangun masa depan disana perkenalan mereka sudah
melebihi tiga ratus enam puluh hari, akan tetapi relationship yang kuat itu
sudah terbangun hampir tiga ratus hari. Sendok makan dan sendok garpu saling
menceritakan rahasia hidup masing-masing. Dua sendok dengan karakter berbeda, latar
belakang berbeda tapi bisa saling memahami, salaing melengkapi dan harmonis.
Iya, awalnya mereka seperti melodi hitam & putih piano. Harmonis sekali
(*alay sekaliii yaaa kannn). Sendok makan & sendok garpu tidak pernah
merasa hidupnya insecure, yang satu
menjadi ancaman bagi yang lain. Mereka melalui hari tanpa pretensi dan tendesi.
Membagikan masa lalu untuk menjadi pelajaran di masa depan, memberikan saran
untuk kemajuan perilaku masing-masing.
Lalu kemudian bencana
yang tak diduga-duga pun datang, si sendok garpu dengan imagine tinggi,
cita-cita menjadi penulis buku terkenal yang tidak kesampaian lalu mulai
meluapkan nafsu menulisnya melalui 150 karakter dalam microblog yang bernama twitter.
Buat sendok garpu
menulis itu adalah sebuah kebebasan yang tidak boleh di intervensi oleh orang lain. Sebuah kebebasan mutlak untuk
menuangkan segala ide yang terinspirasi dari berbagai fenomena dan kasus yang
ditemui tiap hari. Jadi bagi si sendok garpu objek yang dibahas dalam tiap
tweet itu adalah atas kasus berulang dari kejadian sehari-hari, bisa jadi kasus
selingkuhan tetangga, selingkuhan menteri, selingkuhan ART, selingkuhan anak
SD. Maka keluarlah tema tentang selingkuhan. Menulis yang waras bukan sekedar
menulis, si sendok garpu harus mengumpulkan data akurat dari kejadian
sehari-hari, dari media massa terpercaya dan informan yang kredibel. merumuskan
hipotesa lalu membuat kesimpulan dalam 150 karakter. *mulai nge-flynge-fly*.
Singkat cerita, entah
digerakkan oleh ninja dari hokagekure, atau digerakkan oleh negara api atau
atas saran dari prof. agasa dari konoha. *ehh, prof Agasa tinggalnya di beika
blok 2 kan yaaa :D. Sendok makan membuka
twitter yang didorong oleh nafsu twitterisme
sendok makan stalking panjang kali
lebar di kali tinggi. Zaapppp..... terkuaklah tulisan sang maestro si sendok
garpu yang dengan ide briliant nan cerdas mengkemas berita dalam 150 karakter.
*berbakat jadi journalist*
Dan
entah oleh tulisan yang mana dan pada bagian mananya, si sendok makan tersindir
dengan tulisan sendok garpu. Ini adalah zaman dimana kita ngomongin apa, yang
tersindir siapa. Sendok garpu merasakan marah yang luar biasa, sakit hati
sampai ke akar-akarnya (*inpus adek pake wipol bang). Dan sendok garpu ngerasa
dia ditusuk dari belakang. ( ditusuk dari belakang itu kayak gimana sihh?, kalo
aku ngebayanginnya kayak lagi nonton film action gituu yaa kannn pas lawan lagi
lengah tiba-tiba di tusuk terus mati, terus Tamat dehh itu film). *oke fokus*
dia menuduh si sendok garpu, membuat tuduhan berdasarkan persepsi pribadi, lalu
melemparkan tuduhan itu ke sendok goreng, ke sendok kopi, ke sendok nasi dan
sendok-sendok lainnya harus tahu. Membuat pernyataan di akun BBM semacam jumpa
pers gitu kalo selebritis. Lalu terjadilah delconisasi.
Lalu terjadilah patah hati. relationship
sendok garpu dan sendok makan BERAKHIR. Berakhir hanya karena twitter. Dan sendok makan memutuskan
untuk menutup akun Twitternya untuk
selamanya kecuali ada PK dari MA sebagai pemegang kekuasan putusan pengadilan
teringgi di negara demokrasi. jadi kasus bisa di buka kembali. *dan twitter turut berduka cita atas kehilangan satu warga twitter, semoga dia menemukan kebahagian di dunia yang dituju. Mengheningkan
cipta dimulai... diiringi lagu dengan seluruh....*
Ok, thats just
fiktif, pleaseeee no BAPER. Gak ada warga
twitter sendok
Yang ingin aku
sampaikan lewat cerita fiktif tadi adalah kenapa sih masih ada orang yang
terlalu menganggap serius di dunia maya?
what happens on
twitter, stays on twitter. ngak perlu dibawa ke dunia nyata. apalagi sampe duel
di senayan.. :D
yang kedua kenapa sih
masih ada juga umat yang BAPER? Ngerasa tersindir sama tulisan, yakin itu kasus
kamu doang? Ribuan nyawa di luar sana bisa jadi punya kesamaan kasus kali. Kalau
sampai hubungan kamu dan pacar, hubungan kamu dengan orang lain rusak gara-gara
twitter itu sangat keterlaluan
sekali.
Hey, My world its not
all about you! Gak semua org yg ngetweet itu lagi nyindir warga twitter lain
kok. Kan ga semua orang setia mantengin timeline & merhatiin tiap tweet ;)
gak usah ngerasa ke geeran dan sok penting gitu buat dibahas. Situ gak punya
kerjaan lain hingga semua-semuanya BAPER. Kalo ada yang tersinggung dengan
bercandaan teman, mungkin pulangnya kurang malam, mainnya kurang jauh. Dunianya
sempit, pandangannya sempit. Pleaseee upgrade your mind. Biar gak negative
terus sama orang. Banyak baca buku, banyak blog walking, bergaul sama manusia,
banyak memantau keadaan di lini massa. Kurangin nonton sinetron biar gak banyak
drama, kurangin nonton infotaiment bawaannya nyela dan pamer mulu. Perbanyak cinta
terhadap pencipta dan Alam Semesta *gagal nyambung*
Okke aku akan
membahas ini dengan sedikit lebih serius;
Pada abad ke 19 para
ilmuwan mengira bahwa apa yang ditangkap panca indera adalah sebagai sesuatu
yang nyata dan akurat. Para psikolog menyebut mata sebagai kamera dan retina
sebagai lensa film. Para ilmuwan modern menantang asumsi itu. Kebanyakan percaya
bahwa apa yang kita amati dipengaruhi sebagian oleh citra retina mata dan terutama oleh kondisi pemikiran
pengamat. Oleh karena itu, biasanya kita mempunyai kesan berlainan mengenai
lingkungan kita meskipun kita memiliki informasi yang sama. Segala sesuatu yang
kita alami adalah hasil dari sistem syaraf kita. Ketika kita berkomunikasi
dengan manusia persepsi kita mungkin kurang atau bahkan tidak tepat karena
berdasarkan motif, perasaan nilai, kepentingan dan tujuan yang berlainan. Persepsi
adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti
persepsi. Yang identik dengan penyandian balik atau (decoding) dalam proses
komunikasi.
Persepsi disebut inti
komunikasi karena jika persepsi kita tidak akurat, tidak mungkin kita
berkomunikasi dengan efektif . persepsilah yang menentukan kita untuk memilih
pesan dan mengabaikan pesan yang lain.
*okke sampai disini
kemudian anda bingung lalu apa hubungan ini semuanya dengan kisah fiktif
diatas?*
Oke, let me tell
you... sendok makan merasa terzolimi atas tweet sendok garpu. Adalah karena
persepsinya sendiri. Saya akan membagikan temuan yang saya temukan sebagi
contoh ; menulis tanpa fakta dan data itu. Seperti taman yang bunganya bunga
bangke semua :D
Intinya adalah kalau
kamu merasa tersakiti oleh perilaku Verbal maupun Non-verbal itu adalah
kesalahanmu sendiri. Mengizinkan dirimu tersakiti oleh kamu sendiri. Yang harus
kamu pahami adalah, makna kata itu tidak melekat dikatanya melainkan dalam pikiran
Komunikan dan komunikator.
Dan semakin kamu
sensitif dan rentan apalagi sampai tersinggung melihat postingan orang lain. Itu
menunjukkan kualitas dirimu yang sesungguhnya. Kalau kamu tetap positif dari
dalam tidak akan ada satu hal pun yang mampu membuatmu kecewa dan sakit hati.
FYI ; faktor-faktor
internal bukan saja mempengaruhi atensi sebagai salah satu aspek persepsi. Tetapi
juga mempengaruhi persepsi kita secara keseluruhan. Terutama penafsiran atas
suatu rangsangan Agama, Ideologi, Tingkat Intelektualitas, tingkat ekonomi,
pekerjaan, dan cita rasa sebgai faktor-faktor internal jelas mempengaruhi
persepsi seseorang terhadap realitas . denga demikian persepsi itu terikat oleh
budaya (culture – bound). Bagaimana kita memaknai pesan, objek, atau lingkungan
tergantung sistem nilai yang kita anut.
Warnings! Respon mu
dalam memberikan tanggapan terhadap sesuatu menunjukkan kualitas dirimu yang
sebenarnya.
*tiba-tiba gue pintar
mendadak broh J, enjoy
readings semoga bermanfaat.
Tomorow-tomorrow aku
akan menulis tentang Persepsi ini lebih jauh dan lebih dalam. Maccamnya seru ku
tengok dipelajari dan diteliti. Penelitian kita yokk... Hahahahhaa
Saking nafsunya mau posting ini
ditahankan sampai jam 12 gak tidur, besok ada konsultan audit. Semoga aku gak
ngantuk sambil ngences-ngences saat presentasi :P. Doa lainnya semoga aku gak
ikutan J
kutunggu yg baru
BalasHapus