Random Writing 04; Kak Tati & Bang Parlin. malaikat tanpa sayapku.
Lagi buka Instagram lalu nemu gambar ini, lalu
sebagai seorang copy paste yang bertanggung jawab maka aku share lah kepada
kalian :D
Sedikit tidak nyambung sihh dengan gambar, tapi
aku ingin menulis ini karena terinspirasi dari kata-kata itu.
*oke Fokus*
Hubungan tidak melulu soal pasangan kekasih kan
yaa...
Aku ingat tentang
dulu waktu kecil bahkan sampai SMA, aku selalu berantem dengan kakak ku kak
Tati, kadang aku di buat bete se-bete-bete-bete-betenya. Hingga kadang kalo
lagi benci-sebenci-benci-bencinya. Aku ngumpat dalam hati “kalo boleh milih,
aku gak mau punya kaka kayak lo”. Yahh.. parah? Banget! Apalagi waktu kecil aku
sering dibikin bete maksimal mulai dari banyak hal, dan badannya yang lebih
besar selalu lebih powerful untuk mengintimidasi aku. Tapi itu duluuuu. Hingga aku
sadar ternyata dia amat menyayangi aku melebihi apapun di dunia ini, iya dia
sayang banget dengan aku.
Kakak ku waktu itu,
kuliah sudah tingkat akhir menjelang selesai dan aku baru saja akan
meyelesaikan masa SMA. Ingin banget kuliah tapi penuh pertimbangan dari mama
disuruh nganggur satu tahun lalu tahun berikutnya baru kuliah, tentu saja waktu
itu aku senewen sebel-se-sebel-sebel-sebelnya.
Eureka!, tiba-tiba ka
tati tanpa aku minta menyuruhku daftar SNMPTN di medan dengan memberikan uang
tabungan hasil beasiswa nya kepadaku. Kala itu aku melihat ka tati sebagai
malaikat, dia sayang banget sama aku!. Bahkan ketika aku akhirnya lulus di
sebuah PTN di bagian selatan pulau sumatera, dia memberikan HP NOKIA
satu-satunya barang miliknya (kalo dia ngasih itu HP ke aku = artinya dia gak
punya HP lagi). Di berikannya HP nya dengan alasan aku lebih butuh, aku butuh
alat komunikasi saat aku nyampe di kota tujuanku, aku butuh alat komunikasi
selama 3 hari diperjalanan dengan BUS barangkali terjadi sesuatu. Dia sayang
banget sama aku!.
Dan selama aku
kuliah, dia adalah kakak yang paling sering support aku dalam banyak hal materi
dan motivasi. Waktu aku curhat aku butuh laptop untuk tugas dan laporan kuliah,
ka tati langsung ngirim sejumlah uang dari gaji pertamanya setelah mengabdi di
pulau bornoe sebagai seorang perawat. Dia sayang banget sama aku! Aku sungguh
terharu....
Sekarang aku sudah
bekerja, di sebuah perusahaan dengan upah minimum yang berlaku di kota ini. Aku
ingin melanjutkan pendidikan, aku ingin memperdalam ilmu komunikasi dan ingin
menjadi praktisi profesional di bidangnya. Dan kau ingin tahu apa yang
diperbuat ka tati lagi? dia mendukungku 1000%, dia sampai bolos kerja demi
mengurus berkas yang kuperlukan, dia menjadi Financial Sponsorship. Membuat declaration
sponsorship dan sebagainyaaa. Sekali lagi, dia sayang banget sama aku!.
*berikutnya*
Abangku bang Parlin,
aku tak bisa menghitung berapa kali dia membuatku menangis waktu kecil hingga
SMA. Berapa kali kami harus melalui adegan pukul-memukul yang ujung-ujungnya
aku kalah-ngadu-nangis.
Tapi kau tahu kawan?,
di rumah kami bisa berantem, dia luar rumah dia menjadi pelindung yang paling
sempurna. Kalo ada yang coba jahilin aku dikit aja, bakalan di hajar sama dia. Dia
abangku. Sayang banget sama aku!.
Peristiwa paling
mengharukan itu terjadi pada malam menjelang keberangkatan, ribuan kilometer
jauhnya dari rumah menuju ujung paling selatan pulau sumatera. Dari awal aku menerima
kelulusan di sebuah PTN, tak sedikitpun orangtua ku setuju. Disamping masalah
financial, jarak menjadi alasan berikutnya. Aku sudah lelah membujuk mama,
Abangku tidak menyerah, dia mendukung aku kuliah. Dia kuliah di sebuah
Universitas swasta di kampung, Universitas murah itu tapi dia tidak menyerah
untuk memperjuangkan aku kuliah ditempat kuliah yang lebih baik tentu dengan
biaya mahal ditambah uang kosan dan sebagainya. Dia sayang banget sama aku!. Dia
mengutamakan aku ketimbang dirinya. Dengan berbagai penjelasan dan alasan logis
lainnya dia berhasil meruntuhkan pertahanan mama dan akhirnya aku dapat tiket
berangkat.
Sekarang abangku, bang
parlin mengabdi di pulau kalimantan menjadi seorang pengajar. Dia sering
bercerita kepadaku, yang suatu hari nanti juga akan kuceritakan kepadamu. (ini
membuatku geli, karena dulu waktu kami akur. Kami senang bercerita di sela-sela
batang kopi atau batang padi. Ditengah teriknya matahari sambil mengangkat
cangkul. Kami kalo lagi akur kompak banget, menit berikutnya kami akan berantem
lagi karena hal kecil yang kemudian membesar, adu argumen lalu meledaklah
pertengkaran. Selaluuuuu begitu).
Beberapa waktu lalu,
aku tak punya uang. Aku tahu gajinya menjadi honorer di sebuah SMA juga
pas-pasan untuk menopang hidupnya. Lalu aku cerita aku ingin test TOEFL untuk
mengambil beasiswa S-2. Tak butuh waktu lama dia mentransfer sejumlah uang
kerekeningku. Dia selalu mendukungku. Dia sayang banget sama aku!.
Aku adalah manusia
yang paling berbahagia di muka bumi ini, karena aku punya malaikat-malikat
tanpa sayap yang sangat menyayangi ku.
Mereka adalah kakak
& Abang yang paling dekat sekaligus paling jahil padaku. Kami sering
berantem juga bahkan sampai sekarang. Tapi tidak pernah membuat kami ingin
berpisah, kami tetap ingin dekat. Jarak kami sekarang boleh ribuan kilometer
tapi doa-doa kami, hati kami. Aku merasakan mereka ada disini, menjagaiku dengan
caranya, menjadi pelindung yang sempurna. Yang aku tahu Kami saling menyayangi.
Entah, bagaimana caraku membalas cinta kakak dan Abang. Aku hanya bisa
mendoakan semoga semesta bahu membahu untuk mewujudkan segala doa dan harapan
kita.
Aku mencintai
keluargaku melebihi apapun :)). Hidupku begitu bahagia, begitu sempurna.
Terimakasih Tuhanku, sang empunya semesta yang memberikan segala keluarbiasaan
ini.
Komentar
Posting Komentar