Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2015

Kosong

Sebenarnya banyak banget yang pengen aku tulis.. mulai dari mau review perempuan-perempuan tersayang yang membangkitkan kesadaran saya tentang sebuah desa ribuan kilometer jauhnya dari jantung ibu kota. yang menyadarkan saya tentang defenisi prioritas antara keluarga atau pekerjaan. hingga kejadian kemaren siang yang bikin shock, yang karena kecerobohan sendiri. aku pikir aku bakalan di mutilasi di ruangan kaca 3 x 4  itu, yang berakhir manis. *ehh, mental dan batinnya maksudnya yang dimutilasi bukan fisik.  kesalahan yang aku perbuat kemaren akhirnya membuahkan sebuah pelajaran dan akhirya aku tahu karakter pimpinan saya seperti apa. But, beneran aku bingung mau nulis yang mana duluuuu... karena kepalaku sendiri penuh.  penuh karbondioksida kayaknya yaudahhlahh, demikiannn.... ngopii dulu kalii biar lebih segar yaa :)) ada yang mau bikinin aku kopi gak?

Pejuang Aderayanti. *__*

Hari ini udah maccam pejuang HAM untuk Aderayanti, iya beneran! saya berjuang untuk memperjuangkan hak-hak nya dia. sementara yang bersangkutan aja gak sadar kalo dia sedang diperjuangkan. dan pelakunya mungkin gak sadar-sadar juga melakukakan kecerobohan. PS : Adakalanya kita harus berani turun tangan untuk menunjukkan kebenaran, berani mengambil resiko memperjuangkan sesuatu yang jika masih mungkin itu diperbaiki. tak melulu perbuatan kita harus mendapat pembuktian dan pengakuan. menolong itu tentang, tak peduli siapa orangny, apa jabatannya, atau status sosialnya. menolong itu adalah tentang keberanian, keberanian berkata salah jika itu salah. keberanian untuk sealu v okal terhadap kebenaran Ada yang pernah bilang bahwa "bobroknya bangsa ini bukan karena banyak nya orang jahat, melainkan karena banyaknya orang baik yang tidak berani menyuarakan kebenaran". Mulailah memberanikan diri mengatakan "itu benar" atau "itu salah" Curhat Sore Setela

Satire ; Kertas yang belajar MOVE ON!

Gambar
Sebuah kisah ehh... bukan. bukan kisah ding!. lebih tepatnya Satire Absurd. antara pensil, pulpen, spidol, hekter/staples, penggaris, pembolong kertas, stabillo dan berupa-rupa alat tulis. Sepanjang tahun alat-alat tulis itu bekerja seperti budak pada sebuah corporation besar. namun mereka bahagia melakukan pekerjaan mereka, mereka tidak mengeluhkan setiap pekerjaan dan pengorbanan mereka. karena mereka menyadari bahwa apa yang mereka lakukan adalah untuk mereka sendiri, untuk keluarga mereka dan yang akan lahir setelah mereka digenerasi berikutnya. bukan untuk sekelompok manusia penguasa yang angkuh dan mengekploitasi mereka sekehendak hati. Sepanjang hari mereka bahu-membahu bekerja loyalitas tanpa batas, 12 jam sehari atau bahkan lebih. mereka bekerja pada  sebuah corporation besar dengan karyawan ATK ribuan, dengan latar belakang pendidikan, skill, pacar, mantan dan masa lalu yang berbeda. kita tidak akan membahas kehidupan mereka semua. yang menjadi perhartian saat