Mamaaaa, bukan sekarang.... (aku engan pulang)
Maaaa....
aku merindukan mu J. Tapi aku enggan untuk pulang entahlahh aku tak tahu. Aku rindu
bapak, rindu rumah merindukan setiap sudut dari kota tempat kelahiranku dan
yang sudah membesarkanku di kota itu. Sebenarnya aku ingin sekali pulang, aku
rindu saat-saat engkau menyongsong ku di gerbang desa kita, saat kau
menceritakan kepulanganku kepada seluruh penduduk desa, saat kau mengenalkanku
dengan bangga kepada teman-teman mu digereja. aku tahu Maaa... engkau sangat
menyayangiku hingga engkau dengan senang hati menggantikan posisiku untuk
mengerjakan segalanya di rumah padahal aku sudah cukup ahli mengerjakan itu.
Aku juga rindu pelukanmu dikala malam dengan cuaca yang luarbiasa dingin kau
berusaha memberiku kehangatan, kadang aku merasa aneh bukankah sudah belasan
tahun aku terbiasa menggigil karena cuaca yang menurutku berada pada minus
derajat celcius? (maaf itu hanya argumen anak kecil). Lalu tiap kali aku pulang
setelah sekian lama kita saling terpisah oleh jarak ribuan kilometer baru lah
aku mengerti bagaimana rasanya rindu. Rindu yang menggebu terhadap seorang Ibu,
Maaaa, sesungguhnya aku takut sangat takut
ketika engkau memintaku untuk pulang tapi aku masih sangat enggan. Untuk saat
ini aku benar-benar gak ingin pulang Maaa. Walau terkadang aku takut, bagaimana
jika permintaanmu untuk pulang menjadi permintaan terahirmu. Atau bagaimana
jika itu menjadi pertemuan terahir kita, aku tidak mau maaaa aku belum siap.
Sungguh!!!. Seringkali engkau memintaku pulang alasannya ada hal yang
benar-benar membutuhkan bantuanku saat ini di rumah. Aku mendoakanmu panjang
umur, bapak panjang umur sehingga akan semakin banyak lagi waktu untuk kita
bertemu mungkin bukan untuk saat ini.
Maaaa, aku malas pulang selagi aku belum
wisuda, sesunguhnya semuanya sudah rampung sudah... aku sudah menyelesaikan
sidangku dan masih ada waktu berbulan-bulan lagi untuk menunggu hingga upacara
wisuda. Sebenarnya aku masih punya waktu bermingmingu bersama mu jika aku
pulang.
Tapi maaf maa, sunguh benar-benar maaf...
aku tidak berani pulang kerumah karena aku belum bisa memberikanmu apa-apa, aku
tahu mama ngak pernah menuntut apa-apa dari aku justru karena itu setelah
bertahuntahun aku kuliah, aku harus kerja aku harus suksess aku harus bisa
bahagiakan bapak mama. Baru aku berani pulang. Saat ini aku malu pulang setelah
mama menceritakan aku dengan bangganya kepada teman-temanmu. Lalu aku hanya
pulang bawa izajah tanpa pekerjaan.
Maaaaaaa.... Tunggu saja ini tak akan lama
lagii. Aku akan cari pekerjaan yang baik, lalu kita akan membuktikan ucapanmu
kepada teman-temanmu. Kita akan membuktikan perjuanganmu bertahuntahun, kita
akan membuktikan ribuan kilometer jarak yang memisahkan kita tidak akan
berakhir sia-sia. Maaaa... tunggu saja mama akan memetik buah yang manis hasil
keringat dan kerja kerasmu. Tuhan tidak terlalu tuli untuk mendengarkan doa-doa
orang baik yang berseru kepadanya. Tuhan tidak mungkin selamanya memalingkan
wajahnya dari kita. Tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menghapus airmata
mu maaaa... teruslah berdoa Maaa.. suatu hari doa kita akan terkabul, kita akan
hidup bahagia. Ini tak akan makan waktu lama lagii maaa. Aku pasti akan segera
pulang. Pasti!! Aku tak akan ingkar kali ini Maaa...
Aku
menyayangi mu Maaa.... tunggu aku di gerbang desa kita. Aku pasti segera pulang
JJJJJ
Komentar
Posting Komentar