teruntuk tuan dengan tubuh menjulang tinggi, Dengarkanlah....
Hai
Tuan....
Bagaimana
dengan sakit kepala yang menyerang mu tiba-tiba sore ini? Sudah baikan kahh? Aku
harap itu bukan akibat surat bermaterai bersampul coklat yang kulayangkan hari ini. Yahh...
gak mungkin juga sihh kamu shock sampai sebegitunya. Emangnya Tuan siapanya aku?
dan aku siapanya Tuan?. Kita tak lebih dari 2 mahluk yang mungkin sedang
dipermainkan waktu, setelah kamu puas bermain-main dengan aku. Lalu waktu
kembali merenggut aku dari hadapun mu.
Hai
Tuan...
Sadarkah
engkau, tindakan mu hari ini menyayat-nyayat hatiku mungkin bukan patah hati
terhebat tapi anak-anak sungai yang tak tentu bermuara kemana merusak riasan
wajah yang sudah kurias cantik hari ini.
Tuan...
Sesungguhnya
aku tak pernah benar-benar mencintai sosokmu atau pekerjaan ini walau ku akui sosokmu sempat
membuatku kagum dan terpesona. Iyaa ini serius! Aku tak pernah, tapi aku berusaha membuatmu terpesona kepadaku, dengan segala usaha dan kemampuan terbaikku aku mencoba
memikat perhatianmu. Kupikir aku sudah berhasil membuat mu terpikat dan akan
betah berlama-lama dengan ku, lalu ketika waktu merenggutku Tuan akan kehilangan
dan aku akan berpesta merayakannya.
Tuan...
Aku tegaskan sekali lagi, dari awal aku
tak pernah mencintai pekerjaan ini atau kamu atau apa pun itu, atau berharap akan berlama-lama denganmu. Aku
hanya sedang mencuri ilmu dengan cara memikatmu. Karena Kudengar Tuan punya ilmu cukup tinggi. Iya! Aku tak benar-benar mencintaimu hanya Semacam menguji kemampuan
diri dan membuktikan sanggupkah aku menaklukkan engkau, wahai eksekutor? Seseorang
yang sudah melegenda tentang kepiawaian dan kemampuannya dalam banyak hal. Mungkin
termasuk piawai dalam menyiksaku juga.. Ehh maaf.
Selamat malam Tuan, ini sudah pukul 22:
42, sudah pulas kah engkau dalam tidurmu? Sedang bermimpikah engkau tentang
orang setelah aku, yang akan menggantikan posisiku? Akhhh... kedengarannya Tuan
seperti menghianati aku. Walau aku bingung juga siapa diantara kita penghianat
sebenarnya? Arghhhhh.... lupakan saja. Hidup ini mutuasis simbiosisme Tuan,
selagi kita saling membutuhkan selama itu juga hubungan akan terjalin, semakin
kita tidak saling butuh saat itulah terjadi ketimpangan. Kapal kita mulai oleng
ke kiri dan ke kanan Tuan. Karena aku juga sedang sibuk mencari-cari sosok
dengan standard aku, sesuatu dengan
wadah yang lebih besar dan lebih luas untuk menampungnya , dan Tuan dengan
versi Tuan. Dan aku bukan versimu? mungkinn...
Tuan.....
Aku tidak pernah menyangka bahwa ending
dari kisah 540 hari yang kita jalani (kurang lebih lahh yaa, aku sedang malas
mengkalkulasikannya). Akan berakhir setragis ini. Iyaa sebuah kisah yang
teramat tragis. Akhirnya aku memutuskan untuk mengakhiri hubungan ini Tuan,
karena aku sudah tidak peduli lagi apakah engkau terpikat setelah aku
memikatnya sekian lama?, apakah aku bisa Tuan banggakan kepada orang-orang yang
Tuan temui setelah kita berpisah?. Sesuatu yang besar, sebuah misi yang hampir
saja tidak mungkin menjadi nyata di depan mata, tidak lagi seperti embun yang
mengkistral menjelang matahari naik. Tapi dia senyata hadirnya mentari di pagi
hari. Aku pikir Tuan akan senang, lalu menjabat tanganku dengan “congratulation.....”.
TIDAK! itu tidak pernah terjadi
Tuan....
Aku sering tergelitik dan rasanya ingin
tertawa terbahak kepada angkasa, banyak orang berpikir bahwa kita adalah
pasangan ehh partner kerja yang solid, bahagia dan saling mencintai, saling menyayangi atau
minimal banyak yang berpikir performa ku cukup memuaskan. Hahahaaa.... itu
mungkin karena aku ahli menjaga citra, aku pintar merawat luka, orang-orang
tidak melihat bekas belati yang kau hujamkan berkalikali tepat dijantungku. Atau
mungkin aku yang terlalu kuat? Atau sebenarnya... You do stupid eltor!!!!
Tuan....
Pada akhirnya, aku harus pergi... aku
tidak menyesali pertemuan kita, TIDAK, seperti misi rahasia yang aku bawa sejak
awal, aku berhasil mencuri beberapa ilmu. Setidaknya aku menjadi orang yang
berbeda, dengan perspektif baru yang aku dapatkan sekian ratus hari. Kuharap ini
bermanfaat untuk masa depan. Aku juga tidak menyesali pertemuan kita,
setidaknya aku menjadi punya kegelisahan, bahan untuk di tulis. HaHaHaHa. Karena
untuk menulis dan mendatangkan ide itu gak gampang lohh. Butuh ketemu monster
ehh orang seperti Tuan maksud saya.
Tuan....
Aku tidak pernah maksimal mungkin,
maafkanlah karena sampai detik terakhir bukan rasa cinta yang Tuan munculkan melainkan
rasa benci dan amarah yang cukup dalam. Aku juga penasaran setelah sekian lama
aku berusaha mempelajarimu, menyenangkan hatimu dengan sebuah kinerja. Pernahkah
engkau mencintaiku? `1 jam mungkin?. Ahhhh,.... tidak... tidak rasanya tidak
mungkin. Aku gagal memenuhi standard yang Tuan tetapkan, Standard Tuan terlalu
tinggi untuk orang seperti aku. Dahh aku mahh apa atuh! Setiap kata dari mulut
Tuan adalah titah yang membuatku gemetar.
Pada akhirnya pekerjaan hanyalah sebatas
pekerjaan, dan aku adalah seorang kacung kampret yang terlalu bodoh untuk
bersuara , terlalu lemah untuk meneriakkan perasaanya. Terlalu baik hati untuk
ditindas!
Akhirnya sang waktu merenggut aku dari
hadapanmu, mungkin cara langit yang paling rahasia untuk melindungiku dari hal-hal yang semakin
mengerikan. Semoga orang yang setelah aku mampu memenuhi standard mu Tuan.
Untuk :
seseorang dengan tubuh menjulang tinggi,
raksasa dari kota paling riuh di negeri ini.
Jadi Tuan tidak mau menyampaikan
apa-apa lagi? Itu saja sudah cukup untuk merayakan pesta perpisahan kita?
Kalau aku sih, ingin menyampaikan
sesuatu, terimakasih dengan caramu yang paling menyakitkan! karena sudah menyadarkan aku untuk meningkatkan kemampuan
diri, belajar lebih banyak lagi, dan
berani berpindah untuk mendapatkan hidup yang lebih baik Karena dunia ini
keras. Dan maafkan lah aku karena aku
tak bisa mencintaimu sampai kapanpun, kekagumanku tidak pernah membuatku jatuh
cinta. Aku terlalu banyak berpura-pura selama ini. Termasuk harus makan banyak
karena harus berpura-pura bahagia dan berpura-pura bahwa kita baik-baik saja,
tidak ada yang tersakiti.
Selamat tinggal Tuan...,
mencium bunga
sakura dan mencumbui salju adalah mimpi terbesarku, dan mungkin akan segera
terwujud setela di usia yang ke-24. Jika Tuhan dan semesta alam berkehendak
maka terjadilah yang baik menurut Tuhan.
Aku harap kamu tidak kagetan sampai
harus shock dan harus menelan panadol
lagi yaa... hahahahaa
dari : Wanita yang kerap merawat luka dengan caranya yang paling rahasia
Villa Panam Indah, 25 November 2015
Komentar
Posting Komentar