(masih) tentang resign
Resign... !!!
Kebanyakan partner aku di
kantor SHOCK, hah? Masa iyaa? Kenapa? Kan kamu udah enak posisinya? Enak
gajinya? What a shit!.
*digebukin kerjaan setinggi
mounth everest setiap hari mah iya!*
Pertanyaan “kenapa?” ini tidak
pernah kelar dijawab, sebagian besar jawaban aku adalah alibi-alibi yang engga
jelas.
Kalo di jawab “aku mau nikah”
responnya adalah mengerutkan kening tertawa terbahak-bahak.. entah karena muka
imut aku yang gak mungkin banget buat nikah, atau sisi sisi dewasanya aku yang
gak ada. Atau tampang aku, Tampang jomblooo bangett. Kasiannn... musim kok
bertahun-tahun.
Jadi, ada banyak sekali alasan
kenapa memilih resign dari pekerjaan...
menurut beberapa artikel yang aku baca, sesungguhnya rekrutment adalah salah satu menghabiskan dana perusahaan. keluar masuk karyawan itu biayanya tidak murah. apalagi jika seorang karyawan yang sudah paham pekerjaan digantikan oleh seorang yang baru. yang harus memulai kembali dari awal, butuh waktu untuk beradaptasi. dan sebagainya..
entah melalui pertimbangan yang seperti apa? maintenance seperti apa? akan tetapi keluar -masuk karyawan dalam perusahaan ini sangat tinggi. tinggi sekali. bahkan sampai aku tercengang heran! ada yang kurang 1 minggu, 2 minggu 1 bulan. bahkan jika ada yang bertahan sampai 3 bulan layak diberikan applause. kalo bertahan lebih dari setahun berhak dapat peluk dan cium *lebaii ahhh*.....
aku lupa perusahaan apa? tapi ku pernah baca artikel ttg sebuah perusahaan yang bangkrut bukan karena kehilangan pelanggan akan tetapi karena karyawannya keluar - masuk segampang bolak balik dari rumah ke kantor. lalu setelah sekian tahun *aku lupa lagi berapa puluh tahun* perusahaan tersebut bangkrut. hancur berkepingkeping
karyawan itu ternyata adalah Aset mennnn, jangan sepeleeee..... selain pelanggan, karyawan juga perlu disurvei kepuasnnya. barangkali begitu!
***
Seminggu sebelum aku keluar,
seorang Security favoritenya aku. Tsahhhhhh.... sebut saja security Idola
se-corporation karena emang Bapak ini baik banget dan pengertian. Paham kapan
harus tegas, kapan bisa memberikan kebebasan, mengerti prioritas. Dan
sebagainya...
Pokoknya si Bapak ini adalah
aset security satu-satunya yang paling TOP dan paling bisa diandalkan di
corporation ini. Aset berharga maccam gini Resign kann sayang banget..
Yang bikin aku gak habis pikir
adalah; ketika si Bapak ini menyampaikan salam perpisahan nya pada suatu
pertemuan akbar. “meeting koordinasi”. Respon dari seorang petinggi yang kala
itu sekaligus pimpinan rapat adalah;
“Kenapa?
Udah gak kuat lagi?”
Kesan
yang bisa aku tangkap dari pernyataan itu adalah ; seakan-akan Si bapak
security yang baru saja di pindahkan ke kantor utama, dimana para
monster-monster bersarang. dimana disini
niat baik saja bisa dipandang salah, bekerja sekeras apa pun dan berbuat
baik-baik aja selalu masih kurang. Dimana loyalitas menjadi dalil untuk give
more and more for company.
Oke,
mungkin si Bapak ini gak kuat!
Tapi
bagaimana kalo dia bukan gak kuat lagi sama tekanan yang ada, Aku yakin kami
gak se-cengeng itu. Bagaimana kalo akhirnya kita gak kuat, kita cape, kita
lelah sama birokrasi di perusahaan ini. Bagaimana kalo yang bikin kita menyerah
bukan soal di marah-marah, soal dibentak-bentak itu mahhh kecilll. Tapi ada hal lain, sesuatu yang mungkin tidak
sesuai.
Bagaimana
kalo kita memilih resign karena setelah sekian lama, kita tidak mendapat
loyalitas yang timbal balik. Kita loyal pada perusahaan tapi perusahaan tidak
memberikan yang sebaliknya. Bagaimana kalo ternyata kita tidak pernah
mendapatkan empaty. Kita tidak pernah di dengar!.
Bagaimana
kalo resign di karenakan, inilah waktunya untuk beralih ke tujuan lain yang
berbeda dari karir. Bukankah, setiap warga negara memiliki kesempatan dan
berhak untuk mendapatkan hidup yang lebih baik? Bagaimana kalo di luar sana ada
kesempatan yang lebih baik untuk meningkatkan kualitas diri, untuk mengasah
potensi lebih lagi. Bagaimana kalau diluar sana ada yang mau mendengar kita?. Mencari
yang mau mendengar itu tidak gampang soalnya.
Alasan
tidak nyaman karena high pressure atau
bentakan-bentakan, atau overload pekerjaan (yang
buat aku yang begituan mahh kecill). Itu mungkin salah satu faktor, namun
bukan alasan sesungguhnya. Kalo kita nge-rasa gaya kerja dan pendekatan tidak sesuai dan tidak pernah menyatu seperti
yang kita harapkan misalnya. Bukan kah kita lebih baik berubah haluan?.
Ada
yang pernah bilang : “Choose a job you
love and you will never have to work day in your life”. Yahh maksud aku,
aku pengen melakukan sesuatu tanpa pretensi dan tendesi. Aku melakukan sesuatu
karena aku menyukai hal tersebut, aku senang melakukannya sekalipun aku tidak
mendapatkan apa-apa tapi aku ingin terus melakukannya. Seperti nge-blog ini
lahh yaa.
Gak
peduli ada yang mampir atau engga, gak peduli akan ada yang nyinyir sama
tulisan-tulisan ini, tak peduli tulisan hanya akan dianggap sampah. Tapi aku
akan terus menulis!. Merdekaaaaa....!!!!.
***
Tulisan
ini sebenarnya adalah sebuah pledoi untuk beberapa orang yang resign dengan
simbol “gak kuat mental”, “gak tahan
tekanan” orang yang resign adalah orang yang kalah dari sebuah tournament, kaum-kaum terelimimasi, kaum-kaum yang punah oleh seleksi alam.
Perusahaan
berhak mendapatkan karyawan terbaik melalui rekruitment yang panjang, melalui
seleksi yang ketat. Akan tetapi setiap orang juga berhak menjatuhkan pilihan
untuk bekerja kepada siapa? Perusahaan mana? Adil bukan?.
Kalau
kau tanya apakah aku mencintai pekerjaanku? Ohh Cinta banget....
Buat
aku, perusahaan ini kayak surga kecil. Aku menyukai Atasanku. Walau awalnya aku
alergi ½ mati. Aku menyukai teman-temanku semua disini, aku suka dengan segala
bentuk kerjasama selama ini dengan partner kantor. Bukan karena hidup aku
paling anteng dan damai disini. Aku senang ketika muncul konflik lalu bisa
diselesaikan dengan baik. Ketika sebuah konflik datang cara menyelesaikannya
hanya 2, mendapatkan musuh atau mendapat kawan? So far sih aku dapat kawan dari
semua permasalahan yang ada. Adu argument, adu mulut adalah wajar...
Aku
menyukai pekerjaanku, berat sihh. Tapi aku gak pernah melalui yang seperti ini
dulunya, banyak hal yang awalnya aku gak paham lalu belajar pelan-pelan hingga
aku bisa. Aku suka AUDIT. Random mungkin, tapi benerannn... deg-degan
menghadapi AUDIT itu melebihi deg-deg-annya saat menghadapi sidang SKRIPSI, aku
mah selow skripsinya. Aku suka SOP dan varian-variannya. Aku suka mengerjakan
KPI, AP & PAP. I dont know why? Sulit sihh, tapi seruuuu menurutku. Mungkin
karena ini pertama kalinya aku diperhadapkan dengan segala keribetan SOP.
Kalo
ada AUDIT, aku sebell juga sihh. Gue manusia
biasa coy. Siapa yang gak ribet? yang harus mempersiapkan ini itu, bikin
ini itu. Dan aku kan paling gak bisa diandalkan dalam hal administrasi,
file-file gue berantakan seberantak rambut aku yang kusut.
Aku
suka AUDIT dalam pengertian, Antusiasme yang sangat tinggi, buat aku AUDIT ini
semacam alat ukur, kunci kesuksesan pekerjaan team kami dalam sebuah periode. I
love this so much karena hanya melalui hasil AUDIT ini aku akan mendapat
sedikit apresiasi. *disini miskin apresiasi soalnya*. Disini aku dapat sedikit mengaktualisasikan
diri. Awalnya sihh berat dan butuh pemikiran mendalam untuk bikin Alur – Alur Proses,
Instruksi Kerja & bikin Layout-Layout-an. Over all I love lahh pokoknya!. Butuh satu semester sebenarnya hingga aku paham apa itu KPI, AP dan PAP. Mungkin karena
background aku dalam bidang ini gak ada jadi aku harus belajar pelan-pelan
hingga akhirnya paham. Terlebih lagi ini something new gitu, aku suka segala
sesuatu pengetahuan baru, yang sebelumnya aku tidak pernah bersentuhan dan
ternyata aku harus menyelam hingga kekedalamamnnya. Like as new ADVENTURE!
Yang
kedua
Yang
aku suka adalah sebuah system baru di kantor kami, Microsoft Dynamics!. Aku suka
internet dan segala sesuatu yang berhubungan dengan itu. Perlu dicatat aku
bukan pakar IT. Tapi aku suka lahh mengacak-acak perihal tentang networking, IP
addresslahh, Provider lahh.. apaan mahh. Asing semua di telinga aku. Tapi aku
juga sangat serius mempelajari sistem baru yang satu ini. *this is something
new juga for me* . Mulai serius memahami, apaan itu TO, PR, POR, Tender
Declaration, dan istilah-istilah asing lainnya. Aku tertarik menganilisis
beberapa kejadian di operational, salah input tender, lupa input credit meal,
min-plus Product. Rata-rata kesalahan adalah akibat human Error, faktor lainnya
sihh karena kerusakan teknis dari sistem, atau tidak tahu mengantisipasi saat error
system.
Percuma
punya system yang canggih, kalo kemampuan SDM nya tidak serius di latih!. Ujung-ujungnya
adalah memaki system baru, dan ingin kembali ke sistem lama. Come on..... Life
must go on. Masa mundur lagi?. Aku sih sangat bangga akhirnya perusahaan ini
melek teknologi dan meng-update sistem. Tapi yaa itu. Kesiapan SDM nya perlu
disiapkan. Gimana kita bekerja dengan digerakkan oleh internet? Tapi user tidak
paham internet? Tidak menguasai google? Menghubungakan modem aja masih harus
dipandu. Jadinya yaa berat!. Minimal mempunyai pengetahuan tentang komputer yang
paling dasar, atau sedikit tentang internet. Kalo sudah paham google, aku rasa semuanya
akan lebih mudah. Akses internet sudah disediakan, kalo ada kendala tinggal
browsing sana-sini. Kelarr dehh, segala urusan bisa diselesaikan sendiri. Dan yang
bagian beratnya yang tidak nemu di google atau susah dipraktekkan tinggal
serahkan ke IT.
Bagian
yang paling gue benci bikin WO. Catet Work Order, gue males minta tandatangan. Thats
why aku suka AX everything by system. Tinggal Approval atau Reject. Gak perlu
aku nungguin tandatangan sambil diberi pencerahan. aku malas face to face mending face to screen... wkwkkwwk
Dan
hal yang paling ABSURD adalah. Benda yang paling aku sukai adalah MONITOR
dengan no inventaris : V.SDR/OPR/MNTR.LCD/09/09. Nomor
inventarisnya ajaa gue abadikan nduk! .
Some
times I love this monitor more than I love people. Benerannnn..... satu-satunya
yang bikin susah move on *selain cowok di divisi sebelah* adalaah monitor ini. Partner
paling setia, yang gak pernah membalas saat aku bentak-bentak sadis saat lelet.
Tempat aku curhat saat lagi bete. Yang kadang dibanting juga, dan monitor ini
my best partner in crime dalam mencari informasi. Aku betah duduk berjam-jam di
depan monitor ini, lembur hingga malam. Bukan karena aku work holic banget! Aku
emang work holic sih tapi gak pake banget. Ada banyak misi-misi rahasia yang
aku tuntaskan bersama monitor ini. Ada banyak penyelewengan-penyelewangan yang
aku dan monitor lakukan bersama. *maafkan aku melupakan keyboard, CPU, mouse
dan sebagainya. Maksud aku kalian 1 perangkat loh yaa* semasa bekerja aku kasih
nama monitor ini “CHITOR” “CHI” dari film Hachiko, googling dulu deh kalo kamu gak tahu.
Keterlaluan!!! “TOR” itu nama aku sendiri. Lela eltor.
Alasan
lainnya aku suka nonton film kungfu-kungfu-an, terus pernah nonto Tai chi
pemeran utama jet lee tentunya. Semenjak itu kata “chi” jadi istimewa. Kalo di
film aku terjemahkan semacam energi semesta alam. Makin random ahh, pokoknya aku kasih nama “CHITOR” untuk
komputer aku. Yang lain gak boleh protes.
Terus?
Setelah cinta yang sedemikian meluap terhadap perusahaan ini, kenapa gue masih
mau resign?
Karena
ternyata ada sebuah rencana Tuhan yang maha indah. Tuhan menyediakan sesuatu
yang lebih dari sekedar baik. Aku siap menyambut petualangan baru! Karena aku
percaya hidup ini indah, dinamis dan
menarik... dan setiap tantangan harus disambut & dirayakan. bukan?.
thats why saya melanjut, karena saya sadar pendidikan itu membuka mata saya, pikiran saya, mimpi saya menjadi lebih baik dan berkontribusi yang lebih besar lagi. dan pastinya kehidupan yang lebih baik. saya berusaha mendidik diri sendiri, menambah ketrampilan untuk lebih baik kedepannya.
thats why saya melanjut, karena saya sadar pendidikan itu membuka mata saya, pikiran saya, mimpi saya menjadi lebih baik dan berkontribusi yang lebih besar lagi. dan pastinya kehidupan yang lebih baik. saya berusaha mendidik diri sendiri, menambah ketrampilan untuk lebih baik kedepannya.
PS:
Aku menyadari tulisan ini dari
awal hingga akhir sedikit ABSURD, kamu mungkin tidak menemukan sinkronisasi
dari paragraf yang satu dengan paragraf lain.
Tapi percayalahh sesuatu yang ditulis secara spontan kadang begitu hasilnya,
apalagi saat stock kopi di rumah habis.
Komentar
Posting Komentar