Terima Kasih.

Dear you...

Aku semakin sering merindu akhir ini, entahlah aku sering memikirkanmu. Akan senang sekali rasanya jika salah satu chat yang kuterima puluhan orang setiap harinya salah satunya dari kamu.

Ehh, aku ingat perdebatan konyol kita. Pagi ini ketika bangun tidur dan cek timeline twitter aku menemukan jawaban atas pertanyaan kita. Bagaimana menulis kata "terima kasih" yang benar.

Sebuah hal kecil yang bisa melemparkan isi kepalaku tentang kamu. Iyaa! Akhir-akhir ini segalanya tentang kamu. Tentang kamu yang tak  berani kutanyakan secara langsung. Tentang kamu yang tak berani menekan "call"  saat memandangi no mu di layar HP ku. Tentang kamu yang hanya bisa kupantau sebatas line. Men-screenshoot apapun yang kamu like.

Tentang kamu dan aku yang terlalu pengecut untuk memberitahukan perasaanku. Aku yang tak berani menuliskan namamu disini dan memberitahukannya pada orang lain.

Tentang kamu yang hanya berani kubisikkan lirih pada angin, ku ucapkan dalam doa-doa ku di dalam hati. 

Aku merindukanmu, merindukan senyummu. Merindukan keras kepalamu saat mempertahankan argumen. Merindukan keningmu yang betkerut saat berpikir keras. Beberapa hari belakangan kamu sering hadir dalam mimpiku terlalu naif jika aku berpikir bahwa kau disana memikirkan aku juga.

Terima kasih karena pernah melukis tawa dalam keseharianku, melukis senyum malu-malu dengan pipi merona. Terima kasih karena engkau selalu membuat jantungku deg-degan. Terima kasih karena mu aku lebih semangat mempelajari hal-hal baru. Dan sungguh banyak  hal-hal yang ingin ku ucapkan Terima kasih. 

Selamat merayakan waisak yaa, Sabbe satta bhavantu sukithata. Semoga kamu juga bahagia menjalani pilihan-pilihanmu. Semoga kita masih punya kesempatan untuk bertemu, sekali lagi saja... aku sungguh ingin sekali bertemu walau tak tahu apa yg harus kusampaikan. Aku ingin menatap matamu mencari jawaban disana. 

Purwasari, 22 mei 2016

Dear you

Teruntuk pria bermata sipit.

Aku kangen. ❤