Backpakeran Papandayan (Jakarta - Garut) ala eltor
R
10 Desember 2016
Semuanya bermula dari suatu ketika aku kurang piknik, dan berada pada fase lagi jenuh-jenuhnya sama kerjaan.Bukan cuma cintaku sama
abang aja yang bisa jenuh hingga merasa depresi, aku merasa stress dan
kemudian aku butuh piknik. Aku mencari-cari partner yang bisa di ajak
Travelling tapi di zaman yang serba susah dan sibuk ini, sangat susah untuk menemukan teman dan menentukan jadwal. Finally....
aku mau solo Traveller, Sound happy? Ehh tiba-tiba kepengen solo hiking lebih
seru kayaknya. Lalu aku googling Gunung yang ramah buat pendaki pemula, dan keindahan alam tiada tara.
10 Desember 2016
Semuanya bermula dari suatu ketika aku kurang piknik, dan berada pada fase lagi jenuh-jenuhnya sama kerjaan.
Fyi : aku Belum pernah camp di puncak gunung. Now? Tiba-tiba
aku pengen naik gunung sendirian di wilayah
yang belum aku kenal. New place, New mountain and Iam solo fighter. Sound pity :(. menemukan diri
sendiri bersama gunung sepertinya menyenangkan semacam me time gitu dehh.
Temen Es-Deh gue :)), dan masih awet tanpa pengawet hingga sekarang |
Melalui hasil googling sana-sini, melalui pertimbangan biaya (ini yang paling penting bagi orang susah kayak gue) dan estimasi waktu terpilihlah Gunung Papandayan – Garut. One day aku mit-ap
sama seorang teman masa kecil teman eSDeh puluhan tahun silam, dalam pembicaraan
ngalor-ngilur dengannya, tiba-tiba dia tergoda untuk ikut saya. Tapi dia ragu,
Masa kita berdua doang? Cewek lagi? Ntar kalo kita hilang gimana? Kalo kita
dimakan hewan buas gimana? Kalo kita pingsan di atas gunung gimana? Kalo kita
mati, yang kubur siapaaa? *halahhhh...
Melalui diplomasi yang amat canggih,
akhirnya dia berhasil merekrut orang-orang yang bersedia sehidup-semati dengan
saya sebagai pemimpinnya? Lhaa... iyaa, perjalanan mereka percayakan sepenuhnya
kepada saya, padahal saya juga gak tahu apa-apa. Terbentuklah Grup WA yang
isinya adalah orang-orang yang pasrah dengan ke-nekat-an saya, kami diskusi kan
semua persiapan by group, gak pernah ketemu hingga hari keberangkatan dari
kampung rambutan. Jadilah kami kenal face to screen hingga hari H. Dimana gue
telat satu jam karena jadwal kereta yang suka ngaco, pas gue muncul mereka
pasti kecewa “jadi ini yang bakalan
mimpin kita naik gunung? Perempuan kecil kurus ini?”. Ohhh My goddddddd. ohh
tidakkk!!, mereka menatap ku antara kesal karena udah nunggu satu jam atau kecewa
sosok wanita yang muncul tidak sesusai ekspektasi mereka.
And Here we goooo....
And Here we goooo....
**
Di kepala gue masih tercatat tanggal 10 Desember pagi hari dikala mentari bersinar dengan begitu anggun *cuihhh* kami berangkat Dari KP rambutan dengan naik BIS Primajasa menuju terminal guntur
garut, dengan ongkos 50ribu rupiah. Kami berangkat jam 7 pagi harusnya berdasarkan
estimasi waktu dari itinerary yang sudah aku susun sebelumnya kami tiba pukul
11 di garut. Berhubung itu adalah long weekend sehingga arus lalu lintas Macet
parah sama kayak arus menuju hati kamu bang. Kami tiba pukul 16.00 di
terminal garut, muka-muka O'on gitu,
entah karena laper dan pusing diperjanan atau kami merasa asing dan terasing di
tanah yang baru saja kami pijak.
FYI : buat kalian yang gak punya perlengkapan buat mendaki
atau alat-alat camping, kalian bisa pesan di Asyakur. Infonya disini Harga cukup
murah dan semua barang seperti tenda, sleeping bag, senter hingga peralatan
masak semuanya lengkap.
Team kami sendiri berjumlah 6 orang, sewa 2 tenda kapasitas 8
orang dan 1 orang (karena ada 1 cowok, dan yang lain merasa gak enakan
kalo harus tidur 1 tenda padahal tendanya cukup luas) bukannya kami tidak mau
berbagi kehangatan dengan blio tapi kurang etis bagi budaya timur. huehuehue Kasiaannn. Di camp Asyakur kami menyusun barang-barang, sembari mengganti ransel
bawaan dari jakarta dengan tas carrier, Barang-barang yang sekiranya gak
diperlukan di tinggal di camp. Pas teman aku ngeluarin belanjaan gue nyaris
pingsan, Kita mendaki cuma 2 hari satu malam tapi beli persediaan makanan berasa
untuk satu bulan atau mau bikin arisan di puncak gunung. pas liat struk
belanjanya aku Cuma tahan nafassss. mihilllllll bingitttt
Dari terminal Guntur Garut, kita harus naik angkot ke
perempatan Cisurupan biayanya 20ribu per orang, dari Perempatan Cisurupan kita
naik Pick UP dan emang Cuma Pick Up atau
Ojek pilihan transportasi menuju Camp David. (disini gak ada mobil unyu-unyu
berupa Go Car atau Grab car gaess). Rencana awal, jam 17.00 kami udah harus
start pendakian biar lebih aman dan bisa mendirikan tenda di pondok saladah jam
20.00. Apalah daya, Manusia hanya bisa berencana, Tuhan lah yang menentukan.
Hiks!. Jam 19.00 kami masih nego-nego harga di simpang Cisurupan. (disini harus
pintar-pintar nawar kalo gak rugi kau bang! dipalak ongkos mahal). Akhirnya kami
deal bayar 25rb normalnya sih 20rb tapi karena yang diantar Cuma kami ber-enam
kecuali kami masih mau menunggu lama hingga Fajar menyingsing menunggu
rombongan pendaki berikutnya. Kayaknya kami udah pendaki terkhir untuk malam
ini. Kami tiba di Camp David pukul 20.00 lebih lahh, terus bayar tiket masuk
per-orang 60ribu. Setelah daftar (fc KTP dititip di satpam), cek in barang
briefeing singkat kami dilema.
“kita naik gak nih?,
udah malam banget”
“apa kita nginep disini
aja?, besok pagi baru naik?”
“yahh, kita harus NAIK
malam ini juga?” gue
kalap. Lhaa.. udah capek-capek sejauh ini, udah bawa perlengkapan kemah
sedemikian berat percuma dong. Lhaaaa... aku kesini mau ngerasain udara gunung,
mau tidur beratapkan bintang-bintang (cielahh), mau liat sun rise besok pagi,
mau liat galaxy bima sakti entar malam. Masa mau berenti di camp David sih. Beneran
aku gak mauuuuuuuu. Aku tahu kalo mendaki malam-malam itu gak safety, tapi ini
Papandayan gunung paling bersahabat. Aku percaya alam semesta akan menjagai
perjalanan kami.
“kita naik yaa, kita
pelan-pelan dakinya kita pelan-pelan cari jalur pendakiannya, kita pelan-pelan
lihat petunjuknya. Kita coba dulu, pokoknya usaha dulu. Sekiranya kita gak kuat
buat lanjut kita diriin tenda ditengah perjalanan aja. gak nyampe pondok
saladah gapapa. Kita gak tahu kita bisa apa engga kalo belum dicoba. Sekarang kita
siap-siap, yang mau ke toilet yang mau pake kaus kaki sarung tangan silahkan. Jam
22.00 kita START.” Aku
berusaha ngeyakinin team gue diantara ketidakyakinan diri aku sendiri
sebenarnya.
“serius mau naik
sekarang?” kata
satpamnya
“iya Pak, emang
jalurmya susah? Engga kan?” (Aku sok tahu banget, padahal modal google).
“engga sih, kalo yag
udah pernah naik kesini mah gapapa. Udah pernah ke papandayan?” kata Bapak Satpam
“eng... ing... aaa” aku cuma ketawa cengengesan. Semua Team
natap gue horror.
Yang paling depan siapa? Semua nunjuk aku. Mau nolak gak enak
juga yee kan yang paling ngotot naik mah aku :D. Atur posisi di depan, di
tengah dan paling belakang saling care sesama team, sekiranya gak kuat bilang
berenti, gak boleh ada team yang ditinggal. Apapun kondisinya kita harus
sama-sama dari awal hingga akhir. Seriussss!!! Ini pertamakalinya Naik gunung,
dan harus memimpin team pulaaa. Kagok dahh :P.
**
Jam 23.40 kami sampai di Pondok saladah, hampir jam nol nol pemirsah!. Pondok saladah adalah tempat
mendirikan tenda, Lapangan itu sudah penuh dengan warna-warni tenda mungkin
karena ini long weekend dan banyak orang yang menghabiskan waktu di gunung.
Dengan pertolongan Tuhan, ternyata kami bukan pendaki
satu-satunya yang naik malam itu, di perjalanan naik kami masih bertemu banyak orang sepanjang jalan lalu kami
berbaur bersama mereka bersama-sama mencari jalur yang harus dilalui. Malam itu
memang gelap dan tanpa bintang karena cuaca juga sedang mendung malah sempat
gerimis ringan juga jadilah pendakian kami hanya ditemani lampu senter dan
lampu emergency tanpa sinar rembulan yang temaram. gagal mencipta
puisi dehh
makan ransum ala TNI |
Saya gak perlu menceritakan gimana capeknya, karena kalian
juga pasti udah tahu mendaki gunung itu udah pasti capek, biarpun dikata ini
jalur pendakiannya landai tetap aja ngos-ngosan apalagi buat kaum urban yang
kebanyakan di balik komputer. Tapi gitu-gitu aku berterimakasih lah sama tubuh
kurus yang kuat ini dan semua team saya, saya melihat banyak anggota team lain
yang “keok” di perjalanan, kaki kram, perut kram dan sebagainya. Team saya Cuma
ngos-ngosan dan nanya pertanyaan yang sama tiap 5 menit, “masih jauh?” tapi semua kuat-kuat juga, kalau minta istirahat
terlalu banyak, ayok kita jalan yuuuk, dikit lagi nyampe kok. Padahal mah ZONK.
FYI : menuju pondok saladah, banyak didirikan pos-pos (lupa
sih ada berapa pos, berhubung sudah malam saya gak hitung dan baca tiap pos),
disana kita bisa beristirahat ataupun beli air minum kemasan, kalo mau yang
gratis mah yang disediakan alam. dan disetiap POS jaga ada bapak-bapak penjaga yang baik hati. bisa pesan kopi hangat pulaa. kurang paten apa lagi ini gunung?.
PS : kalo mendaki malam, head lamp saja tidak cukup karena
kita melewati sungai yang airnya lumayan deras juga. Untungnya waktu itu saya
bawa lampu emergency (hasil minjam secara diam-diam dari kantor, tapi langsung
dipulangin kok. gak lecet apalagi hilang. Peace pak Boss ) besar dan itu sangat menolong kami sepanjang
jalan.
Sesampai di podok saladah, masalah berikutnya muncul. “bagaimana cara mendirikan tenda???”
kami gakk tahu sama sekali. Untuknya Babang penjaga pos Saladah yang kekar dan
baik hati pula tjakep menolong kami.
“mau buka lapak dimana” kata si babangnya
“bagusnya dimana Mas, terserah deh aku gak ngerti” aku malah balik nanya
Akhirnya si babangnya membantu kami mulai dari bongkar tenda
sampe tendanya berdiri hingga pasang matras-matrasnya sekalian sungguh blio
pria yang baik hati idaman mertua, udah punya pacar belum Mas? Etdahhh modus
muluu. Entah dia memasang tenda
dengan hati dongkol karena ketemu pendaki O'on tapi sepertinya sih babangnya
riang gembira tenda kami berdiri kokoh dan gagah dengan pertimbangan tekanan
angin dan pohon-pohon yang menghalangi angin dan sebagainya kata babangnya.
Serius!!! pondok saladah berasa tidak di gunung, fasilitasnya
lengkap banget kayak di mall, air gunung yang melimpah ruah, Toilet yang banyak
dan bersih bahkan ada warung lho bayangkan bisa pesan nasi goreng pulaa.
Ini Pertama kalinya aku ngerasain udara gunung, dingin
mengoyak-ngoyak tulang (hiperbolis abiss) tapi masih lebih dingin sikap mantan kok, pake baju tebal dan jaket berlapis-lapis
sembunyi di dalam sleeping bag tetap ajaa D I N G I N luar biasa. You knowlah air gunung gimana? Dingin,
segar, sejuk dan bening.
Ohh iya, hampir gue kelewat sama adegan lucu... jadi sesampai
di pondok saladah aku ke toilet buka celana dan aku tiba-tiba jerit histerisss
AAAAAAAAAAAAAAAAA..... cowok yang lagi nyuci peralatan masak di luar sampe
terkaget-kaget dengan teriakan aku yang melengking (bukan-engga-gue gak ketemu hewan buas kok). Waktu di camp david sehabis dari toilet aku gak liat-liat jalan dan
GEDEBUKKK aku jatuh kedalam lobang, yang dalam banget hampir 2 meter paha aku
terbentur semen di pinggiran lobang.waktu itu gue ngerasain sakit sih dan sempat jalan
terpincang-pincang, pas ditanya “kenapa?”
Aku bilangnya “gapapa kok gapapa suerrr!!!”.
Selama mendaki juga aku ngerasa gak nyaman, sempat terpikir mungkin itu
pertanda buruk. Tapi aku tepis jauh-jauh. Sekali lagi, aku bersyukur Tuhan menganugerahi aku
kekuatan yang luar biasa. Luka akibat jatuh di paha gue lumayan lebar semacam
tergores gitu, dan paha gue juga biru
lebam ditekan dikit aja sakit ditambah aku pake celana jeans selama pendakian
jadilah sakitnya berkali-kali lipat. Di
tenda aku bersihin lukanya pake alkohol, menetesi obat merah dan membalutnya
dengan kapas, gue harus settrong menyambut besok, harus bangun subuh demi
melihat sun rise di hutan mati dan harus sampai tegal alun gadak yang bisa
menghentikan langkah gue gak ada. Prinsip nya gitu!.
Pagi-pagi jam 3 gue bangun, gue gangguin yang disebelah gue
masih nyenyak aja, gue pasang kuping pondok saladah senyap, serasa gak ada
kehidupan. Apa Cuma gue yang bercita-cita
lihat sun rise? Gak mungkin banget kan?. Finally gue intip keluar dan
ZONK!!! gerimis lagi, pantesan semua umat lebih milih tidur di tenda. gak ada sun
rise hari ini!. Akhirnya kami bangun jam 7 pagi, males bangun pagi di kosan di
bawa-bawa ke gunung. Siap-siap sarapan
dan yang paling begonya kami gulung tenda, ehh ternyata yang bener tendanya
ditinggal dulu karena menuju tegal alun treknya cukup berat ada jalur mamang
dimana dengkul sama mulut hampir ciuman,
jadi ke tegal alun cukup bawa barang penting aja dan bawa badan. Tongsis jangan
lupa tongsis kita kan ketemu hamparan edelweis yang luas :D
Thanks God for your magical creations. |
berasaa jadi tarzan kan? Aaaauuuuoooo |
I love mountain :* |
**
TEGAL ALUN – PAPANDAYAN
Aku lari-lari, lompat-lompat, nari-nari diantara edelweis saking senangnya. SERIUS!!! Ini
pertamakalinya buat gue bisa mencium edelweis, dan di depan mata gue ada
edelweis yang luuuuuuaaaaas banget. Ini mimpi aku sekian tahun pengen naik
gunung dan mencium edelweis dan hari ini terwujud. Maka nikmat Tuhan manalagi
yang kau dustakan?.
Menuju Tegal alun ada sedikit drama juga, salah satu temen
aku hampir nyerah. Dia udah capek banget kali yaa, Istirahatnya masih kurang
lamaaa. Sesampai di Hutan mati dengan pesona mistis dan angkernya sekaligus
indah dan eksotis. Temen aku bilang kita sampai sini saja gak usah naik lagi. Aku
bilang dikit lagii kok tanggung amat.
Setelah perjalanan penuh drama dari Jakarta-Garut, setelah semua yang kita lalui semalaman masa kita berenti disini? Ayoklahh... tanggung dikit lagiii. Setelah membujuk-bujuk dan mencoba meyakinkan akhirnya temen aku setuju buat lanjut sampaititik darah penghabisanpuncak Tegal Alun.
Tapi banyakan istirahatnya
:D. Apalagi di jalur mamang jalur paling ekstrem, aku juga udah capeekkk
bangetttt, kaki juga udah mulai kayak gemetaran tapi kalo aku nunjukin aku
capek siapa lagi yang nyemangatin mereka *cielahhhh* maka demi menyemangati
pendakian aku harus pura-pura kuat untung aku makannya banyak karena
pura-pura kuat itu butuh banyak energi :D.
Tiap kali ketemu sama rangorang yang udah turun dan bertanya
“masih jauh”
“engga kok, deket
lagi... 10 menit nyampe. Semangat!”
Apakah waktu sudah berhenti? karena setelah ber-jam-jam
tidak nyampe jugaaa? Ohh gustiii.
Dan Cuma di papandayan lo nemuin ada tukang tahu bulat di
ketinggan dua ribu sekian MDPL lahh yaa... di hutan mati, ada bapak-bapak
penjual tahu bulat, beli bukan karena lagi kepengen makan tahu bulat tapi lebih
karena aku ngebayangin usaha si bapak ini mencari rejeki hingga sejauh ini.
LUAR BIASA!!!
Tapi apa yang kalian akan lihat di tegal alun, sesuailah dengan
harga yang sudah dibayar. Tegal alun itu indah luar biasa, diatas ada danau
juga. Dan mari kita foto sebanyak-banyaknya. :).
small & white, clean & bright. you lokk happy to meet me |
**
Turun dari Tegal alun kita ke Pondok Saladah, ambil
peralatan. Makan siang berberes-beres dan siap-siap pulang.
Perlu dicatat makan pagi, makan siang dan makan malam yang kami maksud di gunung adalah makan mie ber-cup-cup.
Jalur menuju pulang berbeda dengan jalur naiknya, jadi kita memilih jalur tercepat dan melewati hutan mati. hutan mati adalah hutan bekas letusan merapi dimana sisa pohon yang masih bertahan berdiri kokoh tapi daunnya sudah habis. jadi kesannya angker, mistis dan eksotis gitu dehh.
Hutan mati itu ibarat kisah romansa, kamu jatuh cinta sama seseorang terus dia menghancurkan hatimu tapi kamu masih bertahan untuk mencintainya seberapapun dia mencoba menghancurkan mu dan kamu selalu ada disana. itulah Cinta Sejati. *halahh
Hutan mati ini sebenarnya tempat yang paling pas buat lihat sunrise 💕 |
selfi.. lagi... lagi selfi :) |
kapan kita naik gunung bang? capek adek sendiri mulu |
My pride team :* |
angker dan mistis bukan? kayak cintaku yang penuh rahasia :D |
Bertemu teman di gunung dengan bertemu teman di cafe atau
mall itu berbeda, disini kita saling menjaga, saling peduli dan saling
melindungi. Disini tidak ada yang egois dan semua orang yang kami temui adalah
teman, tak peduli apa suku, agama dan usianya kami saling membantu, saling
menguatkan, saling bercanda dikala lelah, saling berbagi makanan, berbagi
kehangatan, tidak ada kata mereka semua adalah tentang KITA. Disini semua isu
politik lenyap. Sungguh inilah kehidupan yang ideal.
pokoknya kalo naik gunung jangan lupa bawa jas hujan! cuaca tidak bisa ditebak. bisa hujan tiba-tiba. |
Udah kayak Alien yang baru mendarat di Bumi |
Disini aku menghargai makanan, apapun makananya, apapun
cemilannya semua terasa nikmat luar biasa. Kopi pahit juga terasa lebih
menggoda dan mengagumkan, mencium aroma kopi dari gelas plastik jauh lebih harum dari
kopi yang biasa aku beli di gelas unyu-unyu dengan harga 70K lebih.
Sesampai di terminal garut sudah sore dan kami mampir buat makan engga tahu kenapa ayam bakar yang disajikan terasa lebih nikmat, habis tak bersisa hingga ke sambal dan tempe-tempenya.
Dengan ini juga aku putuskan aku jatuh cinta (lagi) dengan
gunung, dan masih harus akan kembali lagi naik gunung. Engga tahu gunung mana
lagi? Tapi harus!, karena kalau aku sudah jatuh cinta aku pasti akan kembali
lagi. Sama kayak cintaku sama abang.
dan jangan kapok traveling bareng gue lagi yaa temans :D lets enjoy our life.
Kami tiba di KP.Rambutan sekitar pukul 02.00 dini hari tanggal 12 Desember, sudah tidak ada KRL dan busway jam segitu pilihan balik ke tangerang adalah naik taksi. berhubung saya adalah backpaker gembel maka jadilah saya ngemperr di terminal Kp.Rambutan hingga jam 05 pagi hingga bus warga baru jurusan kalideres jalan. wkwkkw gue lebih ngorbanin waktu daripada bayar ongkos 10 kali lipat.
FYI : Terminal Kp. Rambutan biarpun rada-rada angker di luar, abang-abang terminal nya rada horror. kamu masuk deh kedalam di rest area cukup bersih dan nyaman buat istirahat bisa pesan kopi atau makanan juga. jangan takut disana gak sepi kok banyak juga yang tiduran ngemper di terminal dari bapak-bapak, ibu-ibu hingga anak-anak.
Kalau kamu merasa hari-hari ini adalah hari yang jahat, percaya dehh manusia baik di bumi belum habis jadi jangan takut bepergian karena kamu merasa sendirian. You never walk alone...
Kami tiba di KP.Rambutan sekitar pukul 02.00 dini hari tanggal 12 Desember, sudah tidak ada KRL dan busway jam segitu pilihan balik ke tangerang adalah naik taksi. berhubung saya adalah backpaker gembel maka jadilah saya ngemperr di terminal Kp.Rambutan hingga jam 05 pagi hingga bus warga baru jurusan kalideres jalan. wkwkkw gue lebih ngorbanin waktu daripada bayar ongkos 10 kali lipat.
FYI : Terminal Kp. Rambutan biarpun rada-rada angker di luar, abang-abang terminal nya rada horror. kamu masuk deh kedalam di rest area cukup bersih dan nyaman buat istirahat bisa pesan kopi atau makanan juga. jangan takut disana gak sepi kok banyak juga yang tiduran ngemper di terminal dari bapak-bapak, ibu-ibu hingga anak-anak.
Kalau kamu merasa hari-hari ini adalah hari yang jahat, percaya dehh manusia baik di bumi belum habis jadi jangan takut bepergian karena kamu merasa sendirian. You never walk alone...
NOTE :
Rincian biaya:
Ongkos PP : @100.000,-
Ongkos angkot menuju
simapang cisurupan PP : @40.000,-
Ongkos pick Up menuju
camp david : @Rp.40,000,-
Tiket masuk :
@50.000,-
Share cost sewa
peralatan : @30.000,-
Share cost beli
makanan & cemilan : @20.000,-
Biaya yang kami
keluarkan selama perjalanan adalah : Rp280.000,-
Yang perlu disiapkan untuk naik
gunung adalah
Individu :
- Tas
DayPack / Carrier (minamal 40 liter) :
Untuk membungkus semua perlengkapan anda.
- Jaket
Tebal (Jaket Gunung) : Celana Training dan atau Celana Kargo
- Sepatu
Gunung / Sandal Gunung
- Obat-obatan
pribadi :
- Jas
Hujan :
- Kaus
Kaki Tebal dan Sarung Tangan
- Pakaian
ganti : untuk mengganti pakaian anda yang
basah karena hujan ataupun keringat.
- Lampu
Senter / Head lamp : Untuk peralatan khusus anda
saat mendaki di malam hari. Tetap ingat, di gunung tidak ada listrik!
- Masker
: Jika trek berdebu, anda dianjurkan membawa
masker ini.
- Matras
dan Sleeping Bag. Untuk peralatan pribadi anda
saat tidur di tenda. Sleeping bag diperlukan agar badan anda tetap hangat
dan tidak kedinginan saat tidur.
- Air
dan Makanan (Opsi; Biasanya disediakan bersama oleh tim)
- KTP
: untuk keperluan simaksi
Group
- Tenda
Camping : dengan kapasitas tenda tergantung
dari berapa banyak jumlah orang dalam tim anda.
- Peralatan
Memasak dan Logistik : Nesting, Kompor
Gunung, dan lainnya
- Pisau
- Obat
- Obatan seperti, Obat untuk luka, obat
nyeri sendi, suplemen.
- Peralatan
Navigasi seperti kompas
- Trash
Bag untuk kantung sampah. Ingat jangan buang sampah
apapun di gunung!
- LILIN
Itinireray
perjalanan jakarta-garut-papandayan nyusull yaa :D
Komentar
Posting Komentar