siborongborong ituuu indah dalam perbedaan Budaya.......^^
Nama : Nurlela Lumbantoruan
NPM:D1E009103
Keberagaman Etnis Dan Agama di SIBORONGBORONG
dari sudut pandang Komunikasi Antar Budaya
Aku dilahirkan dan di besarkan di siborongborong sebuah desa kecil di Tapanuli Utara (Sumatera Utara). Di tempat tinggal saya mayoritas penduduknya beragama Kristen dan suku Batak Toba. Akan tetapi bukan berarti Siborongborong sebuah daerah yang homofili. Di daerah ini juga dapat kita temui etnis Tionghoa, Jawa maupun Padang sebagai etnis Minoritas, dan juga masyarakat yang menganut agama Islam.
Ada begitu banyak hal yang sangat menarik di desa kecil ini jika kita memandang dari sudut pandang Komunikasi antar budaya. Di antara begitu banyaknya perbedaan-perbedaan di antara masyarakat akan tetapi keharmonisan dan kerukunan antar umat beragama senantiasa terjaga, komunikasi di antara etnis yang berbeda tetap terjalin baik.
Adaptasi adalah jawabannya, semua masyarakat pendatang melakukan adaptasi di daerah ini, jadi jangan heran jika semua etnis yang ada bisa berbahasa batak, masyarakat pendatang mempelajari bahasa daerah sehingga dapat di terima oleh masyarakat setempat dan arus komunikasi dapat terjalin dengan baik. Memang, dengan belajar maka di antara etnis yang berbeda dapat saling memahami.
Ketika pertamakali saya berbelanja di sebuah toko cina yang menjual alat-alat tulis, saya sangat terkejut dengan pemilik toko yang menggunakan bahasa daerah (batak), dengan begitu fasih menanyakan apa saya butuhkan, bahkan tanpa sungkan menggunakan kata sapaan yang biasa di gunakan orang batak (seperti inang, tulang, namboru dsb) kepada ibu-ibu yang juga sedang berbelanja di toko tersebut. namun ketika anak pemilik toko tersebut menanyakan harga sebuah barang pada ayahnya mereka berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Cina, ternyata meskipun mereka telah mempelajari bahasa batak dengan baik mereka tidak melupakan bahasa Cina sebagai bahasa ibu mereka. jika kita melihat dari konteks sosial dimana komunikasi antar budaya berlangsung, dalam konteks bisnis ternyata hal ini sangat menguntungkan, pembeli merasa puas dan senang dilayani dengan bahasa yang biasa mereka gunakan sehari-hari sehingga antara penjual dan pembeli tersebut seolah-olah ada ikatan emosional yang sangat dekat dengan menggunakan sapaan dalam masyarakat setempat.
Hal yang paling unik di siborongborong ini adalah dalam hal adatistiadatnya, jadi ketika seorang penduduk asli mengadakan sebuah upacara adat (baik upacara pernikahan, maupun adat meninggal) maka acara adat ini akan di hadiri oleh kerabat dan etnis pendatang yang tinggal di lingkungan tersebut, menjadi sebuah pemandangan yang sangat unik ketika seorang etnis Tionghoa,jawa atau padang menggenakan Ulos batak, demikian juga dengan etnis lainnya akan menggenakan pakaian batak dalam menghadiri sebuah upacara adat. Bahkan etnis pendatang telah mengalami hibriditas ketika mereka mengadakan upacara adat.
Saya pernah diundang oleh teman saya yang kebetulan seorang etnis Tionghoa untuk menghadiri acara pernikahan kakak tertuanya, ternyata pesta tersebut banyak di hadiri oleh penduduk asli dan masyarakat yang datang dengan memakai ulos batak layaknya seperti pesta-pesta masyarakat batak pada umumnya, bahkan selama jalannya upacara adat pernikahan tersebut terjadi penggabungan antara tradisi tionghoa dengan adat batak, pemberkatan nikah pun dilakukan dalam kebaktian yang berbahasa batak, bahkan lagu-lagu yang dinyanyikan pada acara pernikahan tersebut adalah lagu-lagu batak, dan juga menggunakan musik tradisional batak jadi ada nilai-nilai adat batak yang di adopsi tanpa meninggalkan unsur-unsur budaya Tionghoa. Jadi etnis pendatang yang awalnya melakukan mimikri lama-kelamaan mengikuti budaya dominan karena nilai-nilai yang dianggap mereka sesuai. Dengan adanya akulturasi seperti ini ternyata semakin memperkaya sebuah budaya
Kerukunan antar umat beragama sangat stabil di daerah ini, dimana meskipun agama Islam sebagai agama yang minoritas akan tetapi dapat menjalankan ajaran agamanya dengan bebas, tanpa ada tekanan dari agama lain demikian juga sebaliknya agama Kristen menjalankan keyakinannya tanpa adanya intervensi dari pihak lain, jika di kota-kota lain kesulitan dalam membangun rumah ibadah, justru di daerah ini antar umat beragama bahu-membahu dalam mendirikan rumah ibadah, jemaat gereja berperan serta dalam pembangunan mesjid demikin juga sebaliknya umat Islam memberikan sumbangan berarti dalam pembangunan gereja.
Di sekolah-sekolah maupun Universitas di daerah ini melegalkan pelajaran agama Kristen maupun Islam meskipun siswa atau mahasiswa yang menganut agama Islam jumlahnya sangat kecil bahkan tidak mencapai 50 org, tetapi kebijakan sekolah dan universitas tetap melegalkan pendidikan agama Islam dan mempunnyai kebebasan dalam belajar pendidikan agama Islam, sekolah maupun Universitas memfasilitasi guru Agama Islam untuk mengajar. sementara ada beberapa Univeritas lain termasuk Universitas dimana saya belajar tidak melegalkan pedidikan agama Kristen meskipun mahasiswa Kristen mencapai seribu orang dalam hal ini terjadi diskriminasi antar agama, tapi tidak demikan dengan desa yang sangat saya cintai. Di daerah tempat saya tinggal belum pernah terjadi keributan yang mengganggu stabilitas keamanan yang mengatasnamakan unsur SARA. Daerah tempat saya tinggal ini benar-benar stabil dan harmonis harusnya desa saya dapat menjadi contoh bagi kota-kota lain. Karena sebenarnya tidak ada etnis atau Agama yang baik atau buruk, benar atau salah yang ada hanyalah PERBEDAAN, jadi seharusnya kita mempelajari budaya maupun agama yang berbeda dengan kita. Karena ketika kita belajar bahasa jawa bukan berarti kita juga menjadi orang jawa, demikian juga dengan Agama ketika kita mempelajari agama Islam bukan berarti kita berubah beragama Islam, karena hanya melalui belajar lah kita dapat memahami perbedaan yang ada, karena dengan belajar kita dapat melihat bahwa perbedaan itu indah, dengan belajar maka dapat mengubah cara pandang kita terhadap perbedaan dan mengelola perbedaan itu sebaik mungkin inilah yang seharusnya kita pahami bersama untuk menciptakan keharmonisan.
NPM:D1E009103
Keberagaman Etnis Dan Agama di SIBORONGBORONG
dari sudut pandang Komunikasi Antar Budaya
Aku dilahirkan dan di besarkan di siborongborong sebuah desa kecil di Tapanuli Utara (Sumatera Utara). Di tempat tinggal saya mayoritas penduduknya beragama Kristen dan suku Batak Toba. Akan tetapi bukan berarti Siborongborong sebuah daerah yang homofili. Di daerah ini juga dapat kita temui etnis Tionghoa, Jawa maupun Padang sebagai etnis Minoritas, dan juga masyarakat yang menganut agama Islam.
Ada begitu banyak hal yang sangat menarik di desa kecil ini jika kita memandang dari sudut pandang Komunikasi antar budaya. Di antara begitu banyaknya perbedaan-perbedaan di antara masyarakat akan tetapi keharmonisan dan kerukunan antar umat beragama senantiasa terjaga, komunikasi di antara etnis yang berbeda tetap terjalin baik.
Adaptasi adalah jawabannya, semua masyarakat pendatang melakukan adaptasi di daerah ini, jadi jangan heran jika semua etnis yang ada bisa berbahasa batak, masyarakat pendatang mempelajari bahasa daerah sehingga dapat di terima oleh masyarakat setempat dan arus komunikasi dapat terjalin dengan baik. Memang, dengan belajar maka di antara etnis yang berbeda dapat saling memahami.
Ketika pertamakali saya berbelanja di sebuah toko cina yang menjual alat-alat tulis, saya sangat terkejut dengan pemilik toko yang menggunakan bahasa daerah (batak), dengan begitu fasih menanyakan apa saya butuhkan, bahkan tanpa sungkan menggunakan kata sapaan yang biasa di gunakan orang batak (seperti inang, tulang, namboru dsb) kepada ibu-ibu yang juga sedang berbelanja di toko tersebut. namun ketika anak pemilik toko tersebut menanyakan harga sebuah barang pada ayahnya mereka berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Cina, ternyata meskipun mereka telah mempelajari bahasa batak dengan baik mereka tidak melupakan bahasa Cina sebagai bahasa ibu mereka. jika kita melihat dari konteks sosial dimana komunikasi antar budaya berlangsung, dalam konteks bisnis ternyata hal ini sangat menguntungkan, pembeli merasa puas dan senang dilayani dengan bahasa yang biasa mereka gunakan sehari-hari sehingga antara penjual dan pembeli tersebut seolah-olah ada ikatan emosional yang sangat dekat dengan menggunakan sapaan dalam masyarakat setempat.
Hal yang paling unik di siborongborong ini adalah dalam hal adatistiadatnya, jadi ketika seorang penduduk asli mengadakan sebuah upacara adat (baik upacara pernikahan, maupun adat meninggal) maka acara adat ini akan di hadiri oleh kerabat dan etnis pendatang yang tinggal di lingkungan tersebut, menjadi sebuah pemandangan yang sangat unik ketika seorang etnis Tionghoa,jawa atau padang menggenakan Ulos batak, demikian juga dengan etnis lainnya akan menggenakan pakaian batak dalam menghadiri sebuah upacara adat. Bahkan etnis pendatang telah mengalami hibriditas ketika mereka mengadakan upacara adat.
Saya pernah diundang oleh teman saya yang kebetulan seorang etnis Tionghoa untuk menghadiri acara pernikahan kakak tertuanya, ternyata pesta tersebut banyak di hadiri oleh penduduk asli dan masyarakat yang datang dengan memakai ulos batak layaknya seperti pesta-pesta masyarakat batak pada umumnya, bahkan selama jalannya upacara adat pernikahan tersebut terjadi penggabungan antara tradisi tionghoa dengan adat batak, pemberkatan nikah pun dilakukan dalam kebaktian yang berbahasa batak, bahkan lagu-lagu yang dinyanyikan pada acara pernikahan tersebut adalah lagu-lagu batak, dan juga menggunakan musik tradisional batak jadi ada nilai-nilai adat batak yang di adopsi tanpa meninggalkan unsur-unsur budaya Tionghoa. Jadi etnis pendatang yang awalnya melakukan mimikri lama-kelamaan mengikuti budaya dominan karena nilai-nilai yang dianggap mereka sesuai. Dengan adanya akulturasi seperti ini ternyata semakin memperkaya sebuah budaya
Kerukunan antar umat beragama sangat stabil di daerah ini, dimana meskipun agama Islam sebagai agama yang minoritas akan tetapi dapat menjalankan ajaran agamanya dengan bebas, tanpa ada tekanan dari agama lain demikian juga sebaliknya agama Kristen menjalankan keyakinannya tanpa adanya intervensi dari pihak lain, jika di kota-kota lain kesulitan dalam membangun rumah ibadah, justru di daerah ini antar umat beragama bahu-membahu dalam mendirikan rumah ibadah, jemaat gereja berperan serta dalam pembangunan mesjid demikin juga sebaliknya umat Islam memberikan sumbangan berarti dalam pembangunan gereja.
Di sekolah-sekolah maupun Universitas di daerah ini melegalkan pelajaran agama Kristen maupun Islam meskipun siswa atau mahasiswa yang menganut agama Islam jumlahnya sangat kecil bahkan tidak mencapai 50 org, tetapi kebijakan sekolah dan universitas tetap melegalkan pendidikan agama Islam dan mempunnyai kebebasan dalam belajar pendidikan agama Islam, sekolah maupun Universitas memfasilitasi guru Agama Islam untuk mengajar. sementara ada beberapa Univeritas lain termasuk Universitas dimana saya belajar tidak melegalkan pedidikan agama Kristen meskipun mahasiswa Kristen mencapai seribu orang dalam hal ini terjadi diskriminasi antar agama, tapi tidak demikan dengan desa yang sangat saya cintai. Di daerah tempat saya tinggal belum pernah terjadi keributan yang mengganggu stabilitas keamanan yang mengatasnamakan unsur SARA. Daerah tempat saya tinggal ini benar-benar stabil dan harmonis harusnya desa saya dapat menjadi contoh bagi kota-kota lain. Karena sebenarnya tidak ada etnis atau Agama yang baik atau buruk, benar atau salah yang ada hanyalah PERBEDAAN, jadi seharusnya kita mempelajari budaya maupun agama yang berbeda dengan kita. Karena ketika kita belajar bahasa jawa bukan berarti kita juga menjadi orang jawa, demikian juga dengan Agama ketika kita mempelajari agama Islam bukan berarti kita berubah beragama Islam, karena hanya melalui belajar lah kita dapat memahami perbedaan yang ada, karena dengan belajar kita dapat melihat bahwa perbedaan itu indah, dengan belajar maka dapat mengubah cara pandang kita terhadap perbedaan dan mengelola perbedaan itu sebaik mungkin inilah yang seharusnya kita pahami bersama untuk menciptakan keharmonisan.
Komentar
Posting Komentar