Kekacauan Nasional, Balada HP yang hilang & Dunia Paralel
Pak I selalu bilang bahwa saya harus dikenal oleh Bapak A,B sampai Z. Ibu A, B sampai Z. Mereka-meraka itu adalah para petinggi di perusahaan tempat saya bekerja. Saya menjadi ingat sewaktu pertama kali bekerja Atasan saya selalu bilang bahwa saya harus kenal dan di kenal oleh Bpk/Ibu A, B sampai Z yaitu para orang penting di perusahaan tersebut. Saya selalu berpikir tak perlu effort yang berlebihan untuk menjadi kenal atau dikenal pendapat saya seiring waktu kita akan dikenal atau bahkan di kenang karena kita dan apa yang kita kerjakan. Saya merasa menjadi karyawan yang paling pendiam, paling kalem dan paling anteng. YES!, saya memang Introvert parah saya hanya bisa menjadi diri saya, menjadi gokil dan sedikit gila di lingkungan peer group saya. Saya bisa menjadi lucu dan banyak bercanda di depan orang tertentu dan adalah hal yang sangat sulit bagi saya untuk akrab atau meng-akrabkan diri dengan orang baru dalam waktu singkat apalagi jika saya dituntut harus bercanda dengan mereka. Mencari topik pembicaraan di luar pekerjaan saja rasanya sulit. Saya pikir dan ini berdasarkan pengalaman orang-orang yang pernah bekerja dengan saya. Saya adalah pekerja yaang baik sebaik-baiknya pekerja, Saya pekerja keras tanpa harus show of. di awal mula bekerja saya mungkin terkesan kaku dan bego karena tidak banyak bicara (bahkan sering di-judgement bodoh) tapi seiring waktu mereka akan melihat diri saya yang berbeda dari pertama bertemu, saya akan menjadi sosok periang dan cerewet dan biasanya di ikuti hasil kerja yang mengagumkan (biasanya orang-orang menganggap saya tidak bisa bekerja karena terlalu pendiam).
Saya tidak mungkin melupakan
penghujung Mei, YES! 31 Mei saya menyebabkan kekacauan besar, kekacauan dalam
taraf Nasional di perusahaan saya. Saya mendapat undangan Meeting tertutup tanggal 05 juni dengan jajaran para direksi
dan Manager Puncak dimana disana saya menjadi terdakwa. Saya menangis berhari-hari menjelang meeting tersebut,
saya tidak bergairah melakukan apapun termasuk saya jarang makan. Tentu saja
masalahnya saya hadapi saya simpan untuk saya sendiri, lagi-lagi tidak ada
anggota keluarga yang tahu. Saya membutuhkan teman cerita, tempat curhat dan
tempat menangis orang di luar dari perusahaan tempat saya bekerja. Tapi
sepertinya teman-teman saya sendiri pun sangat sibuk dan tidak banyak orang
yang saya percayakan untuk mendengarkan tangisan saya. Akhirya saya kembali
memilih menangis dengan diri saya sendiri. Kerjaan gue Cuma nangis, nangis di
kantor saat sepi,nangis di toilet, nangis di depan vivi, nangis ditempat tidur,
nangis di stasiun, nangis di kereta api, nangis di boncengan abang grab, nangis
sambil jalan kaki, bahkan nangis sambil mandi gayungan dan berendam di bawah
kran lama-lama (kalo adegan di film-film sedih biasanya nangis di bawah shower
apalah daya saya hanya sewa kontrakan rumah tanpa shower hanya gayung dan ember
besar).
Atasan dan Partner kerja saya
menyemangati saya bahwa ini bukan murni salah saya, saya menyebabkan kekacauan
nasional karena di tingkat management sekalipun terjadi pro-kontra. Yang menyelamatkan dan menyalahkan saya Atasan saya
langsung bahkan menjamin bahwa ini bukan salah saya ini seperti efek domino.
banyak juga atasan-atasan di atas saya yang membuat saya terharu biru karena
begitu mencintai dan mempertahankan saya, mereka tidak marah apalagi harus
menyalahkan saya, mereka men-support saya dengan segenap jiwa dan raga. I Love
you Full lah pokoknya Pak/Bu :*. Jadi
begini rasanya diperjuangkan bang?
Orang-orang selalu bilang
bahwa selalu ada hikmah dibalik sebuah peristiwa, aku selalu mencari apa hikmah
dibalik semua ini?. Saya sampai berpikir kalau dunia paralel itu benaran ada
saya ingin sekali diriku, dalam versi yang lain mengambil tindakan yang lebih
bijaksana hari itu. Ingin sekali rasanya saya menulis surat untuk diriku di 10
tahun silam apa yang harus dilakukannnya agar saya tidak menyesal di masa
depan.
Sehari sebelum Pertemuan
tertutup dengan para direksi dan petinggi lainnya, sekali lagi saya mengalami
guncangan jiwa yang hebat. Entah karena sudah terlalu banyak menangis hingga
tubuh ini lemah dan sudah gak pedulian
lagi sama sekitar. Saya kecopetan di KRL, it was my first experince kecopetan.
HP saya yang paling mahal (versi saya) HILANG di copet!. HP kesayangan, HP
kebanggaan, HP yang bisa membuat saya terlihat cantik karena kameranya, HP
dengan segudang aplikasi di dalamnya yang membantu saya tetap bertahan hidup,
HP yang baru kemudian mampu saya beli setelah pindah kerja dan menabung
berbulan-bulan RAIB. HP yang belum saya iklashkan hilang karena selain saya
belum punya anggaran untuk beli HP, saya tau benar saya menjaga, melindungi dan
memanjakan HP tersebut habis-habis-an, sungguh beruntung pencopet yag
mendapatkan hp saya dalam keadaan mulus tak bercacat ditambah koleksi foto-foto
yang susah payah saya kumpulan dengan ber-traveling mendaki gunung, lewati
lembah, masuk hutan, masuk desa, bangunan tua hingga perkotaan. Saya masih gak
me-inglaskan foto-foto hasil perburuan bertahun-tahun diberbagai kota hilang
begitu saja. Lhaa, kok malah mikirin foto?, saya harus kehilangan banyak
kontak, saya harus stress tidak bisa terhubug ke media sosial bahkan saya yang
sehari-harinya mengandalkan maps dan transportasi online. Bisa apa aku tanpa
smartphone. Hah??
Hingga saya menghadiri meeting
tertutup saya tidak punya HP dan tidak punya media untuk mengalihkan pikiran
saya dari wajah Pak B, jadilah saya membayangkan wajah Pak B, Bu Y dan Pak RH
secara berganti ganti sepanjang jalan dan sepanjang saya menunggu karena
meetingnya di undur 2 jam.
Saya sudah komitmen
sebelumnya, bahwa apapun yang dikatakann para direksi, apapun keputusan yang
akan dibuat, dan seberat apapun sanksi yang saya terima. Saya tidak akan
MENANGIS meminta belas kasihan di depan mereka, saya sudah menangis
berhari-hari dan sudah memutuskan untuk bangkit dan tidak menangis lagi. Entah sudah berapa banyak naskah dan dialog
imajiner yang saya ciptakan di kepala saya semuanya lumerrrr di ruang sidang.
Mereka menyambut saya dengan hangat, mereka menyambut saya dengan senyuman.
Mereka tidak marah-marah tidak menekan saya tidak banting meja, tidak
mengeluarkan taring dan cakar dan memecahkan kaca. lha, dikira Logan lagi
ngamuk . Saya gak mungkin lupa dengan apa yang Pak B katakan “saya masih percaya sama kamu kok, lel.
Dengan apa yang yang sudah kamu lakukan dan kamu yang paling kritis mengenai
hal ini”. Ohh Tuhan, berapa mahalnya sebuahnya kepercayaan. Untuk
mendapatkan hasil terbaik, seseorang harus diberikan kepercayaan.
Hari ini saya mendapatkan itu dari direksi saya Pak B, saya berjanji bukan
kepada beliau melainkan kepada diri saya sendiri bahwa saya akan buktikan
kemaren itu saya sedang kena sial bukan karena kinerja saya yang jelek dan
ceroboh.
Hari ini saya bisa tertawa
kembali, Love your Job, but love your tummi First :D. saya rasa menangis itu
bukan hal yang buruk. Menangislah sepuasnya setelahnya kamu harus hapus air
matamu dan bangkit. Jika saja Pak B bilang bahwa karena saya pemulihan dari
pihak BI(bank Indonesia) tidak dapat dilakukan, saya juga tidak akan dapat
memaafkan diri saya sendiri, karena apa yang telah saya lakukan sangat besar
dan erat pengaruhnya dengan nama baik dan kredibilitas perusahaan.
Saya sudah berdamai dengan
diri saya sendiri, sudah menerima apa pun yang terjadi. Saya tidak lagi
ber-andai-andai dan megumbar kata seandainya-seandainya dan seandainya. Lalu
apa hikmah di balik semua ini? Entahlah, saya sendiri masih mencari. Mungkin biar
saya di kenal Pak B :P. Yeahh,... akhirnya keinginan pak I terkabul saya
terkenal dan memecahkan rekor saya terkenal se-nasional, Nama saya dikenal
dimana-mana maccam teroris buron, kasus saya dibahas dalam email-email yang
panas, grup wassap yang naik pitam, mukak saya ditandai semua divisi, nama saya
tersebar ke seantore jagat. Aiiimakkjang! Ngerik kaliii!.
HP hilang? Mungkin biar kamu
tahu bagaimana rasanya menunggu saya update di media sosial saya, bagaimana
rasanya menunggu kabar lewat sebaris chat atau barangkali saya ingin tahu
bagaimana rasanya di rindukan. Ehh. Kalok kata orang-orang sudah waktunya saya
beli HP baru yang lebih cangih, tapi ngomong doang gak kasih santunan
untuk beli HP. Namanya juga homo sapiens
yaagitudehh. KAMU ITU MAKSUDNYA SIAPAH, HAHH?
Aku tidak tahu harus melabeli
kejadian ini sebagai hari sial atau hari buruk atau mungkin Tuhan sedang
melindungi saya dari ketidaktahuan saya. Kita tidak pernah tahu rencana Tuhan;
bila dia mencintai seorang hamba dia akan mengujinya. jika saya menerima sanksi
berat atas tindakan saya saya menerima itu karena saya sendiri juga awalnya
tidak bisa memafkan diri saya atas kekacauan dan kepanikan yang saya ciptakan. Saya
mungkin terlalu pre-mature untuk bergabung dengan perusahaan ini OJT saya yang
terkesan di gesa karena hanya 3 hari sementara yang lainnya 30 hari hingga
mereka “dilepas” ke Cabang. Saya sempat berpikir ini adalah akhir, tetapi saya
salah ini bukan akhir ini menjadi permulaan yang baru, sempat terpikir
untuk kembali ke passion saya tapi ternyata selalu ada skenario yang tertebak.
Jadi, masih kah kamu merasa
hari mu berat? Bapak yang lagi sakit aja maksain berangkat panen ke sawah (hati
saya ngilu mendengarnya L),
Ahok yang di maki sejuta umat dan harus mendekam di penjara masih bisa
menerima. Lalu, kenapa kamu merasa bebanmu terlalu berat? Rileks saja
shayyyyy....
Komentar
Posting Komentar